Sehingga, kata Luhut, terpilihnya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai komisaris utama adalah hal yang tepat.
Tidak mau menanggapi serius ucapan Luhut, mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu menyebut semua ucapan Luhut selalu bertolak belakang dengan fakta sebenarnya.
"Bersyukurlah Pertamina disebut sumber kekacauan, siapa tahu menjadi sumber kedamaian," ujar Said dalam diskusi bertema "Pertamina Sumber Kekacauan?!" di Resto Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Kamis (19/12).
Diskusi ini dimoderatori oleh Samsul Hilal dengan narasumber lainnya, peneliti Indeff, Abra Talottov; Koordinator Gerakan Indonesia Bersih, Adhie Massardi; Ketua DPP Partai Hanura, Inas Nasrullah Zubir; pengamat energi, Ugan Gandar; dan peneliti Iress, Marwan Batubara.
Bukan tanpa bukti, Said menyebutkan seperti halnya reklamasi di Jakarta dan proyek hunian Meikarta di Bekasi. Keduanya dibela Luhut, tapi terbukti bermasalah.
"Kita masih ingat bagaimana reklamasi dibela habis-habisan, bagaimana Meikarta dibela habis-habisan, semua ujungnya kan yang dibela itu kacau," jelasnya.
"Jadi mudah-mudahan yang Pertamina ini sebaliknya, dibilang kacau tapi baik," demikian Said.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: