Pada sisi lain, pembantu Jokowi di Kabinet Kerja jilid II nanti akan mendapatkan fasilitas mewah berupa mobil dinas baru Toyota Crown 2.5 HV G-Executive.
"Benar-benar tidak pro rakyat, ini namnya 'nawasengsara' bukan nawacita," kata pengamat politik anggaran, Uchok Sky Khadafi kepada redaksi, Kamis (5/9).
"Pejabat dapat hadiah manis, sementara rakyat dikasih pil pahit berupa kenaikan BPJS, listrik dan tol," lanjut dia.
Menurut Uchok, kalau pejabat tetap ingin mendapatkan fasilitas mewah, sumber dan pendapatan keuangan negara yang ditambah, bukan memeras rakyat.
"Ini bukti pemerintah gagal, utang terus naik dan menumpuk, gaji pegawai naik, fasilitas pejabat bertambah, sementara sumber keuangan tidak ada. Makanya rakyat yang diperas," sesalnya.
Dengan kondisi keuangan seperti ini, Uchok menyarankan pemerintah harusnya menahan nafsu untuk menambah fasilitas, dan segera lakukan penghematan.
"Jokowi jangan hanya senyum pada rakyat, tapi di belakang masyarakat diberi pil pahit," tutupnya.
Pemerintah berencana menaikkan iuran BPJS Kesehatan dua kali lipat, dan mencabut subsidi listrik 24,4 juta pelanggan 900 VA pada tahun depan.
BERITA TERKAIT: