Megawati Kembali Bertahta, Pengamat: PDIP Sulit Lepas Dari Trah Soekarno

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-alfian-1'>AHMAD ALFIAN</a>
LAPORAN: AHMAD ALFIAN
  • Jumat, 09 Agustus 2019, 22:08 WIB
Megawati Kembali Bertahta, Pengamat: PDIP Sulit Lepas Dari Trah Soekarno
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri
rmol news logo Setiap kongres PDI Perjuangan, isu yang selalu dipertanyakan publik adalah apakah akan dilakukan regenerasi ketua umum. Termasuk apakah Megawati Soekarnoputri akan turun dari tahtanya.

Pengamat politik Arya Fernandes melihat PDIP kesulitan melepaskan diri dari identitas trah soekarno.

"Justru kalau Mega membuka keran kompetisi dengan terbuka bisa saja akan menimbulkan riak yang lebih besar diinternal," katanya saat ditemui di Gedung Komnas HAM, Jumat (9/8).

Selain itu untuk level pusat pasca Megawati memimpin, ruang kompetisi terbuka itu tidak pernah terjadi. "Hampir 20 tahun tidak ada kompetisi terbuka dimana setiap kader PDIP berhak mencalonkan diri," kata Arya.

Melihat kondisi saat ini, Arya menilai tantangan PDIP kedepan adalah harus berani membuka pintu kompetisi internal ditengah perubahan politik yang terjadi dan perilaku pemilih.

"Kalau PDI-P masih tertutup dengan isu-isu suksesi dipusat,itu akan susah. "PDI-P sadar kalau ini dibuka kompetisinya, apakah non trah Soekarno berpeluang juga ? siapa yang milih? Apakah kontestasi itu dibuka peluang kepada Puan dan Prananda apakah mereka berdua siap?" terang Arya.

PDIP, kata Arya  harus menyadari bahwa untuk menghadapi kontestasi pilpres, harus dicari tokoh populer untuk dicalonkan.

"Bisa dari dalam atau bisa juga dari luar. Tokoh itu yang akan diorbitkan seperti halnya bagaimana PDIP mengorbitkan Jokowi , Ganjar,  Risma, dan lainnya," jawab Arya.rmol news logo article



Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA