Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh Anggota Komisi V DPR Bambang Haryo kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (26/12).
"Peralatan BMKG sudah dilaporkan ke Komisi V DPR, kondisinya banyak yang tidak berfungsi. Ini miris," ucap Bambang.
Anggota DPR Fraksi Gerindra itu menyebut Ocean Data Buoy Observation yang ada di tengah laut, BMKG hanya memiliki 22 unit. Itu pun sebagian besarnya berasal dari hibah negara lain.
"Se-Indonesia hanya memiliki 22 unit. Itu dapat hibah dari Jerman sebanyak 10 unit, 3 unit dari Amerika dan sisanya beli sendiri di zaman Presiden SBY," bebernya.
Sudah begitu kondisinya pun tidak terawat yang akhirnya tidak bisa digunakan. Lantaran anggaran tidak mencukupi BMKG tidak mampu melakukan perawatan dengan baik.
"Ya tentu tidak bisa dirawat dengan bagus karena anggarannya tidak cukup. Sehingga early warning system tidak bisa berjalan dengan baik," pungkasnya.
[rus]
BERITA TERKAIT: