Sejauh ini baru 28 bidang usaha yang disetujui keluar dari Daftar Negatif Investasi (DNI).
"Jadi pemerintah menilai penting untuk penciptaan industrialisasi di pasar domestik melalui investasi asing tersebut," kata anggota Komisi VI DPR Fraksi Hanura, Inas Nasrullah Zubir kepada
Kantor Berita Politik RMOL di gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (21/11).
Terlebih, lanjut Inas, di tengah
Current Acount Deficit (CAD) atau Defisit Neraca Berjalan yang tinggi sehingga membuat kondisi pasar domestik terjepit. Pemerintah pun diyakininya sadar pilihan itu cukup sulit dan dilematis.
"Oleh karena itu, bisa jadi pilihannya antara mau tetap bidang usaha tersebut dimiliki domestik tetapi minim kontribusi dan investasi atau membuka investasi asing pada bidang tersebut untuk memberikan nilai tambah bagi perekonomian domestik," pungkasnya.
[wid]
BERITA TERKAIT: