Psikolog: Sontoloyo, Tampang Boyolali Dan Budek Bagian Dari Political Jargon

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Kamis, 15 November 2018, 16:27 WIB
Psikolog: Sontoloyo, Tampang Boyolali Dan Budek Bagian Dari <i>Political Jargon</i>
Hamdi Muluk (batik warna hijau)/RMOL
rmol news logo Pilihan kata atau diksi seperti sontoloyo, genderuwo hingga tampang orang Boyolali lebih tepat dimaknai sebagai political jargon.

Begitu pendapat psikolog politik Universitas Indonesia, Prof. Hamdi Muluk berbicara dalam sebuah diskusi di kawasan Slipi, Jakarta Barat, Kamis (14/11).

"Memang betul diksi itu, pemilihan kata tertentu dilihat dalam political jargon atau dalam bidang saya, political retoric. Mungkin selama ini jargon mungkin lebih tepat," ujar Hamdi.

Hamdi mencermati, masing-masing calon presiden berusaha meraih simpati warga dengan sesuatu yang menarik. Salah satunya dengan jargon.

"Political jargon demi kepentingan campaign," cetusnya.

Dengan upaya persuasi itu para calon ingin dikenal dahulu sehingga mempermudah promosi program mereka.

"Contoh iklan itu nyuruh Anda beli mie instan tertentu untuk pilih dan beli begitu juga dengan parpol," ucapnya.[wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA