Analis kebijakan publik, Melkior Wara Mas menuturkan, dalam situasi politik menjelang Pemilu serentak 2019 dibutuhkan informasi yang mencerdaskan masyarakat (pemilih).
Informasi dan pemberitaan media tidak sebatas pada perang opini,
hoax, ataupun pernyataan saling menyudutkan kandidat satu dengan lainnya.
"Pemberitaan publik seharusnya tidak sebatas
ceremonial strategy politik
borjuis membagi kue kekuasaan, tetapi secara serius membahas persoalan sosial, ekonomi masyarakat,†tutur Melkior di Jakarta.
Dia pun mengingatkan, dalam kontekssebagai institusi sosial, media massa sangat diharapkan berpartisipasi aktif pada peran dan fungsinya untuk kepentingan sosial kemasyarakatan.
"Fungsi pengawasan yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya.
Selain menyampaikan fakta dan data kepada khalayak, lanjut dia, media massa juga harus mengutamakan penafsiran berdasarkan fakta sosial kemasyarakatan, tidak saja persoalan di tingkat elit politik atau kekuasaan.
Bila bergerak sesuai relnya dan tidak ada persekongkolan dengan penguasa, ia yakin media massa dapat menjadi alat pemersatu anggota masyarakat yang beragam sehingga membentuk pertalian berdasarkan kepentingan.
Kehadiran media di tengah publik bukan hanya menjalankan fungsi hiburan (
entertainment), paling penting menjalankan penyebaran nilai positif (
transmission of values) yang mengedepankan karakter dan nurani bangsa, pengembangan mental sumber daya manusia Indonesia.
"Itu yang harus tetap dipegang teguh oleh media," ujarnya.
[wid]
BERITA TERKAIT: