Ma'ruf Amin Tidak Berangan-Angan Untuk Menikmati Hasil Wakil Presiden

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ruslan-tambak-1'>RUSLAN TAMBAK</a>
LAPORAN: RUSLAN TAMBAK
  • Senin, 15 Oktober 2018, 09:37 WIB
Ma'ruf Amin Tidak Berangan-Angan Untuk Menikmati Hasil Wakil Presiden
Ma'ruf Amin-Cak Nun/Net
rmol news logo . Menjaga dan mengawal kerukunan dan kemajemukan bangsa, baik dari sisi agama maupun etnis, merupakan satu hal yang niscaya dan penting. Sebab kalau tidak dikawal, maka potensi konfliknya besar.

"Saya mau bersama Pak Jokowi mengawal negeri supaya tak ada lagi konflik ideologi ke depan. Semua saling menghargai, saling pengertian, tak ada salah pengertian," kata Calon Wakil Presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin saat bersilaturahmi ke Rumah Maiyah, di Kadipiro, Yogyakarta, dan berdiskusi dengan Emha Ainun Nadjib serta para anak muda yang sering beraktivitas di tempat itu, Minggu (15/10).

Kiai Maruf sangat bersyukur bisa diterima oleh Emha Ainun Nadjib, budayawan dan tokoh yang terkenal. Apalagi dalam kesempatan itu, hadir juga sejumlah anak muda yang selama ini beraktivitas bersamanya. Termasuk putranya, Noe Letto, atau Sabrang Mowo Damar Panuluh.

Kiai Ma'ruf lalu secara terbuka bercerita soal dirinya diminta menjadi cawapres untuk mendampingi Presiden Jokowi di Pemilu 2019. Bahwa banyak orang yang mengejek dan menyindir dirinya, karena sudah berusia tua masih mau menjadi cawapres.

Kiai Ma'ruf mengaku dirinya menjawab hal demikian dengan perumpamaan lewat cerita orang yang sudah tua namun tetap menanam pohon. Bukan untuk bisa menikmati buahnya, namun justru mempersiapkan bagi generasi berikutnya.

"Jadi saya tak berangan-angan untuk menikmati hasilnya. Saya hanya ingin memberi sesuatu yang memberi manfaat kepada generasi sesudah saya," kata Kiai Ma'ruf dalam keterangan yang diterima redaksi, Senin (15/10).

Pada bagian akhir di awal pembicaraan itu, Kiai Ma'ruf secara terbuka memohon masukan dan saran dari Emha Ainun Nadjib dan kawan-kawannya di Rumah Maiyah

Menjawab itu, Cak Nun, mengatakan bahwa dirinya bersyukur sekali karena seorang kiai senior seperti Kiai Ma'ruf bersedia datang serta bersilaturahmi kepada dirinya.

"Saya bersyukur kepada Allah karena Pak Kiai Ma'ruf datang. Saya sebenarnya tak merasa pada levelnya didatangi Pak Kiai," ujar Cak Nun.

Namun, diakui Cak Nun bahwa dirinya memang banyak bertemu dengan masyarakat di tingkat bawah lewat kegiatan kemanusiaan maupun kebudayaan yang dilakukannya. Dan mayoritas yang ditemuinya memang kalangan Nahdliyin.

Pada kesempatan itu, dengan agak bersenda gurau, Cak Nun mengakui bahwa gempa dalam bentuk masalah pluralisme lebih banyak dibanding gempa alam yang terjadi.

"Sekarang gempa lebih banyak di manusianya daripada di alamnya. Salah satunya adalah gempa pluralisme itu," kata Cak Nun. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA