"Kalau nalar kritisnya muncul duluan, orang tidak akan bisa dibohongi. Bukan karena kita ketidaktahuan," ujar Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia itu.
Demikian diungkapkan Ray saat menjadi pembicara dalam diskusi Populi Center bertajuk "Hoax, Benalu Demokrasi" di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (6/10).
Ditambahnya, masyarakat Indonesia tidak terbangun nalar kritisnya, namun yang terbangun justru adalah nalar emosinya.
"Dan emosi paling dekat oleh masyarakat Indonesia yaitu agama," ucap Ray.
Pasalnya, sambung Ray, di sekolah sudah jarang yang mengajarkan nalar kritisme, sekolah di Indonesia lebih mengajarkan secara technical saja.
[rus]