Hal ini ditegaskan Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Islam Indonesia (PP GPII) 2013 - 2017, Karman BM kepada redaksi, Rabu (3/10).
"Aparat penegak hukum harus turun langsung mengusut kasus ini secara terang benderang agak tak menjadi 'gorengan' politik di masa kampanye ini," ujar Karman yang saat ini masih di Medan, Sumatera Utara.
Menurut calon anggota DPR nomor urut 2 Dapil Lombok NTB dari Perindo ini, jika kasus ini dibiarkan mengambang akan menimbulkan kegaduhan, fitnah dan dugaan macam-macam.
Ia mendorong Ratna untuk melaporkan kekerasan yang dialaminya ke pihak kepolisian. Penyelidikan pun harus dilakukan secara terbuka.
"Saya mengenal Kak Ratna secara pribadi sebagai sosok aktifis yang konsisten, meski saat ini berbeda dalam pilihan politik tetapi saya yakin Kak Ratna sebagai seorang demokrat akan mempercayakan kepada negara, dalam hal ini kepolisian menangani kasus ini," tutur Karman.
Tim Prabowo-Sandiaga menyebut Ratna dianiaya oleh orang tidak dikenal setelah menjadi pembicara dalam pertemuan wartawan internasional di Bandung pada 21 September 2018 lalu. Namun Ratna tidak melaporkan penganiayaan ini dengan alasan trauma.
Kasusnya menjadi heboh setelah foto-foto mirip Ratna dalam kondisi biru lebam viral di media sosial. Tokoh-tokoh politik seperti Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan Waketumnya, Fadli Zon telah menjenguk Ratna.
[wid]