Pergerakan partai-partai pada pemilihan gubernur menjadi salah satu momen politik yang bisa dimanfaatkan untuk mengerek elektabilitas partai.
Hal ini berdasarkan pada hasil survei Charta Politika di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur yang dirilis pada Rabu (7/6) lalu. Partai-partai besar yang punya basis massa tradisional di Provinsi Banten, Jabar, Jateng, dan Jatim memang langsung menjadi pilihan utama para responden.
Misalnya, Partai Gerindra yang menguasai Banten dengan 20,6 persen suara, PDI Perjuangan di Jabar (22,1 persen) dan Jateng (38,3 persen), serta Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Jatim (25,1 persen).
Namun, menurut Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya, dinamika yang berbeda dihadapi partai-partai kecil. Mereka umumnya menghadapi disparitas suara yang sangat besar.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS), misalnya. Jabar dan Banten relatif menjadi salah satu daerah utama mereka dengan 7,1 persen (Banten) dan 8,2 persen (Jabar). Tapi, begitu dibandingkan dengan Jatim, suara mereka di bawah dua persen atau cuma 1,8 persen.
"Salah satu penyebabnya karena demografi politik di masing-masing provinsi sangat berbeda," katanya.
Partai Nasdem adalah perkecualian. Mereka menjadi satu-satunya partai dengan sebaran yang relatif merata di empat wilayah tersebut. Perolehan suara mereka selalu di atas tiga persen. Di Banten, mereka meraih 3,3 persen suara, di Jabar 6,2 persen, Jateng 4,2 persen, dan Jatim 5,1 persen.
"Padahal, kawasan tersebut menjadi basis massa dari beragam partai yang sama sekali bertolak belakang," kata Ketua DPP Partai Nasdem Martin Manurung saat dihubungi wartawan, Kamis (7/6).
Martin Manurung menambahkan, hasil survei Charta Politika tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Pulau Jawa mulai menerima gagasan partainya.
"Kami yang sebelumnya kuat di luar Jawa sekarang mulai ada peningkatan signifikan di Jawa," katanya.
Martin mengatakan, kondisi ini salah satunya berkat gerakan Politik Tanpa Mahar yang terus mereka gelorakan.
"Dan kami bisa bilang kalau kami satu-satunya partai yang melakukan ini di saat partai-partai lain memasang mahar politik sangat tinggi," katanya.
Gerakan 'Politik Tanpa Mahar' itu langsung terasa efeknya di tiga Pilgub yang diikuti Nasdem di Jabar, Jateng, dan Jatim.
Di Jabar, Nasdem mendukung cagub Ridwan Kamil, di Jateng bersama petahana Ganjar Pranowo sedangkan di Jatim bersama Khofifah Indar Parawansa.
"Hampir semua calon yang didukung Nasdem berada dalam level yang kompetitif. Bahkan memiliki elektabilitas tertinggi untuk Jabar dan Jateng," ujarnya.
[wid]
BERITA TERKAIT: