Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kepala BSSN Seakan Benarkan Pemerintah Sebagai Produsen Hoax Paling Produktif

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Kamis, 04 Januari 2018, 07:18 WIB
Kepala BSSN Seakan Benarkan Pemerintah Sebagai Produsen <i>Hoax</i> Paling Produktif
Dahnil Anzar Simanjuntak/Net
rmol news logo Kritik terhadap pernyataan Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) yang baru dilantik, Djoko Setiadi tentang hoax juga dilontarkan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Menurut Dahnil, pernyataan Djoko bahwa ada hoax yang membangun jelas-jelas blunder.

"Hoax itu informasi sampah dan tidak ada yang membangun, hoax selalu menebar kesesatan dan kekacauan informasi. Jadi jangan sampai ketidakpahaman kepala Siber Nasional tentang hoax itu menjadi blunder sehingga membenarkan hipotesis yang mengatakan produsen hoax yang paling produktif adalah pemerintah, seolah bila hoax itu diproduksi pemerintah itu 'membangun' bila dari lawan politik itu hoax yang merusak," tegas Dahnil kepada redaksi, Kamis (4/1).

Cara berpikir begini dinilainya sangat berbahaya dan mengancam demokrasi di Indonesia. Seolah pusat kebenaran ada di tangan penguasa alias pemerintah yang kemudian disebut hoax membangun.

"Bila meminjam terminologi Islam, tidak ada itu hoax dhalalah (buruk) atau hoax hasanah (baik), semua hoax buruk alias semua hoax dhalalah. Atau tidak bisa menyamakan hoax embangun seperti teori Destructive Contructive-nya Joseph Schumpeter, ahli ekonomi pembangunan terkenal. Beda jauh, semua hoax destruktif," terangnya.

Dahnil pun menyarankan Djoko sebaiknya segera meminta maaf kepada publik dan mengakui kekeliruan pemahamannya tentang hoax.

"Tidak perlu malu, jangan sampai merasa benar dalam ketersesatan pikir dengan istilah hoax membangun itu," ujar Dahnil.

"Saya kira tidak akan membuat beliau kehilangan kehormatan,' tambahnya.[wid] 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA