Pesan Natal dimaksudkan untuk memberi bimbingan rohani kepada warga gereja dalam menyambut Natal dan Tahun Baru. Selain itu, untuk merefleksikan situasi kebangsaan dan kekristenan kekinian sambil memberi perspektif menghadapi tahun baru.
Tema Pesan Natal PGI-KWI Tahun 2017 ini adalah: "Hendaklah Damai Sejahtera Kristus Memerintah dalam Hatimu" yang diambil dari Kitab Kolose 3:15a.
Dalam pernyataan pers PGI yang diterima redaksi hari ini, tema ini mengajak umat kristiani menemukan makna Natal yang utama, yaitu kasih dan kedamaian, dan terdorong untuk terus-menerus mengupayakan terwujudnya damai sejahtera dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
"Tema ini dipilih karena kami melihat bahwa akhir-akhir ini kita sedang menghadapi ancaman perpecahan yang bisa menghancurkan kesatuan internal kita sebagai gereja dan kesatuan bangsa kita," jelas pernyataan tertulis yang dikirim Kepala Humas PGI, Jeirry Sumampow.
PGI mengharapkan umat Kristen tetap tenang menghadapi ragam isu yang diwarnai pro dan kontra di internal maupun eksternal gereja belakangan ini. Misalnya isu gagasan perayaan Natal di Monas; keputusan Presiden AS, Donald Trump, yang mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel; dinamika politik jelang Pilkada 2018 dan Pemilu 2019; juga ancaman radikalisme dan terorisme.
"Kami mengharapkan agar umat kristiani tetap tenang, meresponsnya secara matang dan rasional, serta mengedepankan sikap hidup damai dan memelihara persatuan baik di antara umat Kristen sendiri maupun dengan umat beragama lain," harap PGI.
PGI mengingatkan potensi politisasi dan instrumentalisasi agama, termasuk di dalamnya mempolitisasi Natal untuk kepentingan politik tertentu, yang dilakukan oleh warga gereja sendiri maupun oleh pihak-pihak lain. Karena itu, umat kristiani harus tetap hati-hati, berpikir cerdas dan rasional agar tidak terjebak dalam perdebatan dan kontroversi internal yang berpotensi memecah belah umat kristiani.
PGI mengharapkan perayaan-perayaan Natal yang akan dilakukan memang lahir dari kejernihan dan ketulusan hati serta tetap mengutamakan prinsip dan nilai-nilai kristiani, yaitu kasih dan perdamaian. Disarankan pula agar perayaan Natal dilakukan secara sederhana, tertib, hikmat dan damai. Menghindari perayaan Natal yang cenderung boros dan mewah, sebagai bentuk solidaritas dan keprihatinan terhadap penderitaan dan kesusahan yang masih dialami oleh sebagian besar warga bangsa.
"Kedepankanlah kerendahan hati, hikmat dan akal budi dalam merespons dan menyikapi isu-isu yang muncul dalam kehidupan gereja dan bangsa. Janganlah kita mengumbar ego dan keserakahan dalam perayaan-perayaan Natal yang kita lakukan. Agar kita tidak terjerumus dalam perilaku yang membenci sesama hanya karena perbedaan-perbedaan pendapat dan kepentingan yang ada," demikian pernyataan PGI.
[ald]
BERITA TERKAIT: