Sekjen PDI Perjuangan Beberkan Tantangan Kebangsaan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yayan-sopyani-al-hadi-1'>YAYAN SOPYANI AL HADI</a>
LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI
  • Senin, 11 Desember 2017, 22:43 WIB
Sekjen PDI Perjuangan Beberkan Tantangan Kebangsaan
Hasto/RMOL
rmol news logo Ada sejumlah tantangan kebangsaan yang harus dihadapi masing-masing daerah.

Demikian disampaikan Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, kepada 68 orang para calon kepala daerah dan wakil kepala daerah di Sekolah Partai, Wisma Kinasih, Depok, Jawa Barat (Senin, 11/12).

“Yang mendesak adalah soal kemiskinan, pendidikan dan kesehatan, termasuk pengangguran untuk diselesaikan oleh setiap kepala daerah,” kata Hasto.

Di atas semuanya, lanjut Hasto, rongrongan terhadap ideologi Pancasila berupa radikalisme dan intoleransi, termasuk fenomena politisasi isu SARA, harus menjadi perhatian dan prioritas kepala daerah.  Sebab, hal ini menyangkut kepentingan strategis keberadaan bangsa.

"Oleh karena itu, nilai-nilai Pancasila harus harus betul-betul menjadi jiwa dan dipraktikkan dalam segala kebijakan dan program yang dilakukan di daerah-daerah masing-masing,” ujarnya.

Selain itu, kata Hasto, para peserta Sekolah Partai harus memiliki rasa cinta yang bergelora kepada tanah air.

"Rasa cinta tersebut akan melahirkan semangat yang tinggi untuk membangun daerahnya sekaligus membangun tanah air Indonesia,” ujarnya.

Lebih jauh, Hasto menyampaikan, ada banyak pilihan upaya dan langkah-langkah inovatif dan kreatif yang dapat dijadikan terobosan bagi para pemimpin daerah untuk betul-betul meningkatkan kesejahteraan rakyat.

"Para pemimpin daerah dari PDI Perjuangan harus bisa menjadi pelopor dalam menunjukkan keberpihakannya kepada rakyat, dan utamanya rakyat miskin,” pintanya.

Hasto juga menekankan rakyat butuh contoh dan praktik nyata dari para pemimpinnya. Rakyat juga harus bisa merasakan manfaat dari program kerja para pemimpinnya.

"Untuk itu, harus ada prioritas program kerja yang berdampak besar bagi kemajuan dan kesejahteraan rakyat,” ujarnya.

Hasto menegaskan, PDI Perjuangan berupaya serius untuk melahirkan para pemimpin daerah yang berprestasi secara konkret dan berkelanjutan. Beberapa kader PDI Perjuangan, misalnya Tri Rismaharini (Wali Kota Surabaya), Hendrar Prihadi (Wali Kota Semarang), Hasto Wardoyo (Bupati Kulonprogo), Azwar Anas (Bupati Banyuwangi), telah membuktikan bahwa hal tersebut sangat bisa diwujudkan.

Dalam hari kedua Sekolah Partai ini, Hasto memberikan selingan berupa pemutaran video dan lagu-lagu heroik patriotik seperti 'Indonesia Satu', 'Aku Melihat Indonesia' dan 'Bung Karno Bapak Bangsa.' Selain untuk membangkitkan semangat dan gelora cinta tanah air kepada para calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang hadir, selingan juga dimaksudkan untuk memberi sentuhan seni dari politik.

Menutup pemaparannya, Hasto menegaskan  PDI Perjuangan berkehendak untuk membangun watak dan peradaban berbangsa.

"Yaitu, politik bukan sekedar kekuasaan tetapi juga memuat seni memajukan dan menyejahterakan rakyat menuju masa depan yang lebih baik,” tutupnya. [san]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA