Aziz mengaku bersyukur jika dipercaya oleh kader untuk mengganti posisi Setya Novanto. Namun sejauh ini dirinya tetap mengikuti keputusan Pleno DPP Golkar yang menegaskan Munaslub akan digelar setelah ada hasil dari guguatan praperadilan yang dilayangkan Setya Novanto.
Jika nanti keputusan berubah dirinya bakal menemui Presiden Joko Widodo. Rencana ini memang ingin dilakukan sebelum namanya direkomendasi sebagai calon kandidat Ketum Golkar.
Tujuannya sama seperti Airlangga dan Idrus Marham, meminta restu dari Jokowi jika keputusan akhir Golkar kembali mengelar Munaslub.
"Amin. Namanya masuk ya nggak apa-apa. Cuma kan saya tetap berpegang ada keputusan DPP Golkar," ucap Aziz usai menghadiri rilis Indo Barometer di Hotel Century Atlet, Jakarta, Minggu (3/12).
Jika melihat dari hasil Munaslub Partai Golkar di Bali tahun 2016, peluang Aziz sebagai Ketum lebih besar dibandingkan Airlangga dan Idrus.
Saat Munaslub tersebut Aziz menempati urutan ke 3 dengan perolehan 48 suara setelah Ade Komarudin 173 suara, di bawah Novanto yang memperoleh 277 suara.
Sementara itu, calon lain seperti Syahrul Yasin Limpo memperoleh 27
suara, disusul Airlangga Hartarto 14 suara, Mahyudin 2 suara, Priyo
Budi Santoso 1 suara, dan Indra Bambang Utoyo 1 suara.
[nes]
BERITA TERKAIT: