Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

RI Harus Jadi Fasilitator Dan Komunikator Untuk Meredakan Ketegangan Di Timur Tengah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Rabu, 14 Juni 2017, 07:56 WIB
RI Harus Jadi Fasilitator Dan Komunikator Untuk Meredakan Ketegangan Di Timur Tengah
Jazuli Juwaini
rmol news logo Ketua Fraksi PKS, Jazuli Juwaini, memuji langkah cepat dan strategis yang diambil Menlu Retno Marsudi terkait ketegangan yang melanda negara-negara di Timur Tengah.

Retno menghubungi semua Menlu negara-negara yang terlibat dalam krisis, menyampaikan keprihatinan dan menyerukan agar semua pihak menahan diri dan mengutamakan rekonsiliasi soal krisis Qatar.

"Saya menyambut baik langkah Menlu yang menegaskan kesiapan Indonesia berkontribusi dalam mencegah memburuknya krisis diplomatik antara sejumlah negara Timteng dengan Qatar. Statemen ini penting karena Indonesia dan dunia tidak ingin krisis Teluk seperti perang Iran-Irak atau Irak-Kuwait terulang kembali," jelas Jazuli pagi ini.

Alasannya jelas, lanjut Jazuli, krisis Teluk akan berdampak luas bukan saja bagi negara di kawasan tapi juga negara di luar kawasan termasuk Indonesia terutama akibat fluktuasi minyak dunia dan instabilitas politik keamanan negara-negara Arab.

"Jangan sampai isolasi yang dilakukan negara kawasan kepada Qatar menyulut pecahnya perang seperti tragedi Perang Teluk pada Dekade 1980-an dan 1990-an," ungkap anggota Komisi I DPR RI ini.

Anggota Komisi Luar Negeri ini melihat peluang besar Indonesia bersama-sama dengan Turki dan Kuwait untuk menjadi fasilitator dan komunikator agar permasalahan ini cepat selesai.

"Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia bersama dengan Turki dan Kuwait yang dipercaya oleh Qatar bisa bekerja keras menggalang solidaritas untuk penyelesaian masalah ini," katanya optimis.

Secara pribadi, Jazuli Juwaini, menilai isolasi atau blokade ekonomi dan politik terhadap Qatar sama sekali tidak akan menyelesaikan masalah. Cara-cara isolasi ini cara kuno yang dipakai semasa perang dunia. Cara yang lebih maju dan relevan untuk saat ini tentu saja dialog dan diplomasi bermartabat.

“Hentikan isolasi atau blokade karena akan menyulut perang yang jelas kerugiannya bagi pihak-pihak berseteru, kawasan, dan dunia. Akan jatuh banyak korban jiwa dan dampak kemanusiaan lainnya,” kata Jazuli.

Dia berharap berharap, negara-negara Timteng belajar dari konflik yang terjadi sekarang di Suriah, Yaman, bahkan krisis sebelumnya yang dikenal dengan Perang Teluk (Perang Iran-Irak, Perang Irak-Kuwait) semua tidak ada yang menguntungkan dari segala sisinya, sebaliknya yang ada kerugian secara ekonomi dan penderitaan bagi rakyat serta menghambat pembangunan.[zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA