Adhyaksa Ingat Pesan KH Hasyim Muzadi Soal Kiai Intelektual

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Sabtu, 18 Maret 2017, 06:58 WIB
Adhyaksa Ingat Pesan KH Hasyim Muzadi Soal Kiai Intelektual
Adhyaksa Dault/net
rmol news logo Kematian anggota Dewan Pertimbangan Presiden, KH. Hasyim Muzadi, meninggalkan banyak kesan baik di benak para tokoh nasional. Almarhum dikenang sebagai ulama besar Indonesia yang memiliki sifat negarawan.

‎"Saya kenal beliau, dan mendengarkan beberapa kali ceramah beliau secara langsung waktu saya jadi Ketua Umum KNPI, juga waktu saya jadi Menpora. Pernyataan-pernyataan beliau itu mencerminkan seorang negarawan," ujar Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault, dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi.

Menurutnya, dengan ‎wawasan dan ilmu yang dimiliki, KH. Hasyim mampu menjadi ulama yang bisa diterima oleh masyarakat. Almarhum juga tidak pernah merasa sombong dengan keilmuannya.

"Kiai yang negarawan. Beliau mengatakan begini yang saya ingat, kiai itu mempermudah yang sulit. Kadang-kadang intelektual justru mempersulit hal yang mudah. Oleh karena itu, jadilah kiai yang intelektual, intelektual yang kiai," ‎terangnya.

‎Adhyaksa juga masih ingat pesan-pesan KH. Hasyim yang membuktikan ia sebagai negarawan cinta perdamaian.

"Saya ingat beliau mengatakan bahwa Pancasila itu bukan agama, tapi Pancasila itu merupakan titik temu dari perbedaan, segala perbedaan di negara ini," ucapnya. ‎

KH. ‎Hasyim Muzadi meninggal dunia pada Kamis pagi (16/3) di kediamannya, Pondok Pesantren Al-Hikam, Malang. ‎Almarhum mengalami sakit sejak 6 Januari 2017 lalu dan sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Lavalette Kota Malang selama 10 hari. Sejak saat itu, kondisi KH. Hasyim belum pulih total.

Dalam catatan Kwarnas Gerakan Pramuka, ternyata almarhum juga pernah menjadi anggota Pramuka. Tepatnya, di Pandu Pondok Modern Gontor sekitar tahun 1957, bersama KH. Mahrus Amin (salah satu pendiri dan pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami Jakarta), dan Almarhum KH. Tidjani Djauhari (pendiri Pondok Pesantren Al-Amin Prenduan Madura, Ketua MUI Jawa Timur 2004-2006). [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA