Hal itu disampaikan pengamat politik dari Universitas Parahyangan Bandung, Asep Warlan Yusuf saat dihubungi
Rakyat Merdeka. "Kalau perÂtemuan SBY sama Jokowi cuma say hello doang, ngapain. Kalau cuma cipika cipiki perÂcuma doang," ujar Asep.
Daripada hanya pertemuan basa basi, dan keinginan untuk dianggap tidak ada konflik, lebih baik masing-masing pihak menunjukan sikap negarawan kepada rakyat Indonesia. "Saya yakin perÂtemuannya hanya normatif, penuh basa-basi, lebih baik tunjukan sikap negarawan," sarannya.
Dia menyarankan agar perÂtemuan dilakukan semua toÂkoh politik seperti Megawati, Prabowo, SBY, Jokowi dalam forum silaturahmi nasional suÂpaya rakyat bisa melihat. "Jadi, saya kira jangan terfokus pada dua tokoh itu saja. Lagian, apa kepentingan dua orang itu untuk bangsa," katanya.
Wakil Ketua Komisi Pengawas Partai Demokrat, Darmizal mengatakan, pertemuan antara SBY dengan Jokowi sangat penting bagi pemerintahan ke depan. Setidaknya, apa yang dilakukan SBY dan Jokowi adalah satu kemuliaan dalam rangka keyakÂinan di mata masyarakat bahwa negara dalam keadaan terkendaÂli dan saling bertoleransi untuk kebaikan masyarakat.
"Pertemuan ini untuk meyakinkan kalau pemimpin selalu ada kekurangan dan kesalahan,untuk itu perlu adanya komunikasi dan perÂtemuan. Apa yang dilakukan sebuah hal yang luar biasa bagi para pemimpin Indonesia yang mempunyai visi Indonesia lebih baik," katanya.
Tak hanya itu, Darmizal juga menegaskan, pertemuan yang dilakukan menunjukÂkan Indonesia semakin solid dan kuat. Kata dia, jika Indonesia kuat, maka akan semakin disegani oleh dunia internasional. ***
BERITA TERKAIT: