Ketua Dewan Direktur GREAT Institute, Syahganda Nainggolan memandang, pidato Prabowo punya spirit mempertahankan multilateralisme sekaligus mengembalikan peran PBB sebagai penjaga perdamaian dan pendorong kesejahteraan masyarakat dunia.
Dalam rangka itu, Indonesia dinilai perlu mengusulkan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Sekretaris Jenderal PBB menggantikan Antonio Guterres yang akan berakhir masa jabatannya tahun depan.
“Kehadiran Prabowo semakin diterima sebagai salah satu pemimpin dunia yang progresif akan sangat terbantu bila organisasi PBB dipimpin Indonesia, dalam hal ini SBY,” kata Syahganda di Jakarta, Kamis, 25 September 2025.
Syahganda mengatakan, tanda-tanda revitalisasi spirit multilateralisme tampak jelas pada forum PBB kemarin, di mana berbagai negara besar menunjukkan solidaritas global pada penderitaan rakyat Palestina.
"Presiden Prabowo juga mendorong PBB eksis membangun persaudaraan global, mengentaskan kemiskinan dan pembebasan Palestina dari penjajahan Israel, khususnya dengan memberikan penambahan kontribusi pembiayaan dan kontribusi lainnya,” lanjutnya.
Setidaknya empat negara besar telah menunjukkan perubahan sikap dan kini mengakui kemerdekaan Palestina adalah Inggris, Australia, Kanada, dan Prancis. Pengakuan itu sesuai spirit global kemanusiaan yang anti pada penjajahan.
Selain itu, kata Syahganda, spirit pada isu tujuan pembangunan global (SDG's) dan
climate change yang dilontarkan para pemimpin dunia, juga merupakan tanda-tanda internasionalisme akan bangkit kembali.
Di sisi lain, dia mencatat arogansi Presiden AS Donald Trump yang ingin menghipnotis dunia dengan gaya "cowboy" ala Amerika kelihatannya akan dibenci banyak negara.
Sehingga, peran PBB ke depan akan menjadi sentral kembali, meskipun tanpa Amerika.
BERITA TERKAIT: