Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Polisi Kantongi Bukti Duit Rp 1 M Dikirim Ke Turki

Usut Kasus Komandan Aksi 411

Kamis, 23 Februari 2017, 10:35 WIB
Polisi Kantongi Bukti Duit Rp 1 M Dikirim Ke Turki
Foto/Net
rmol news logo Rapat kerja Komisi III DPR dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian, kemarin berlangsung hangat. Berbagai pertanyaan terkait topik terkini disampaikan kepada Kapolri. Mulai dari kasus makar, dugaan kriminalisasi ulama, maraknya lambang palu arit, kasus Antasari Azhar hingga kasus pencucian uang Yayasan Keadilan Untuk Semua. Satu persatu pertanyaan itu dijawab oleh Tito dengan tenang. Soal pencucian uang, Tito mengklaim kepolisian sudah mengantongi bukti transfer dana sebesar Rp 1 miliar yang dikirim ke Turki.

Rapat kerja dimulai pukul 10.15 pagi dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi III DPR Mulfachri. Setengah jam sebelumnya, Tito yang berseragan lengkap sudah tiba di ruang rapat. Ditanya-tanya Tito hanya tersenyum sambil melambaikan tangan. "Nanti ya setelah ini," kata Tito yang langsung ke ruang tunggu rapat. Tito membawa hampir seluruh jajarannya seperti Kabareskrim Irjen Ari Dono, dan Kabarjakam Komjen Putut Eko Bayu Seno.

Usai Mulfachri membuka sidang, Tito menyampaikan laporan terkait kinerja kepolisian selama hampir setengah jam. Berbagai macam disampaikan, seperti pengamanan pilkada serentak, dan kinerja penyelesaian kasus.

Selesai itu, peserta rapat ramai mengacungkan tangan meminta giliran bertanya. Banyak pertanyaan diajukan. Soal kasus dugaan makar yang menurut Benny K Harman polri hanya menangkap macan ompong juga dugaan adanya sadapan kepada Presiden RI ke-6 SBY. Selain itu pertanyaan juga berputar soal dugaan kriminalisasi ulama dan kasus pencucian uang yang menyeret nama Ketua GNPF-MUI Bachtiar Nasir.

Pertanyaan itu antara lain dilontarkan oleh Asrul Sani. Politikus PPP ini mempertanyakan dasar pengusutan kasus pencucian uang. "Tindak pidana pokoknya apa?," tanya Arsul. Dia heran, kenapa Polri tiba-tiba menyelidiki dugaan TPPU dana publik yang berada di rekening Yayasan Keadilan untuk Semua. Apakah Polri juga melakukan hal serupa seperti sumbangan yang dikumpulkan relawan Teman Ahok? "Teman Ahok, disidik atau diselidik atau tidak, itu pertanyaan," katanya.

Arsul juga memberi contoh lain, soal apakah Polri juga ikut menyelidiki pengumpulan dana PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk pengelola gerai ritel Alfamart karena mengelola uang sisa kembalian konsumen yang belanja di Alfamart. Apakah Polri melakukan penyelidikan atau tidak.

Politikus Golkar Adies Kadir ikutan bertanya soal kasus yang menyeret Bachtiar Nasir. Ia meminta Tito menjelaskan kasus yang menyita perhatian umat Islam tersebut. Adies mengatakan umat Islam beranggapan sedekah tersebut termasuk infaq. "Kami mohon Pak Kapolri dapat menjelaskan secara terang benderang agar mengetahui penggalangan infaq Ustad Bachtiar Nasir bukan kasus yang dipolitisasi. Dan apakan setiap sumbangan untuk infaq akan diaudit," tanyanya.

Mendapat pertanyaan itu, Tito menjawab dengan tenang. Soal kasus pencucian uang, dia bilang, Polri telah menemukan bukti transfer dana sebesar Rp 1 miliar dari komandan aksi 411, Bachtiar Nasir ke Turki. Uang ini setelah ditarik oleh IL (Islahudin Akbar) sebanyak di atas Rp 1 miliar. Kemudian diserahkan kepada Bachtiar Nasir. "Sebagian digunakan untuk kegiatan menurut yang bersangkutan. Sebagian lagi kita melihat dari slip bukti transfer dikirim kepada Turki. Ini yang kita dalami," kata Tito.

Hingga saat ini polisi belum mengetahui dana yang dikirim ke Turki digunakan untuk kegiatan apa. Menurut Tito, ada media internasional yang menyebutkan bahwa tersebut diberikan kepada satu kelompok di Suriah. "Apa hubungannya bisa sampai ke Suriah? Menurut klaim media internasional yang di Suriah ini ada hubungannya dengan ISIS," ujar Tito.

Sebelumnya, Kepolisian menyelidiki dugaan bantuan logistik dari Yayasan Bantuan Kemanusiaan Indonesia (Indonesian Humanitarian Relief / IHR Foundation) tersimpan di gudang milik pemberontak Suriah.

"Begitu kita tarik ke belakang ternyata ada aliran dana dari Bachtiar Nasir ini, asalnya dari yayasan Keadilan untuk Semua," jelas Tito.

Di penghujung tahun lalu, memang tersebar video yang memperlihatkan warga sipil Aleppo menemukan gudang logistik berupa makanan dan minuman yang dikirim dari Indonesia dan ditinggalkan oleh kelompok teroris Jays Al-Islam. Dari dus logistik tersebut, terlihat ada label bertuliskan 'IHR'. Tujuh menit dari pukul 5 sore, Mulfachri menutup sidang. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA