Itulah hasil survei dari lembaga Survey & Polling Indonesia (SPIN) yang dilaksanakan pada 24-26 Januari 2017 seperti disampaikan Direktur SPIN, Igor Dirgantara, dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi hari ini.
Setelah Anies Sandi, hasil survei itu menempatkan pasangan Ahok-Djarot di urutan kedua dengan perolehan suara 30,04 persen. Sementara, pasangan Agus-Sylvi di posisi buncit dengan 24,95 persen. Sedangkan mereka yang belum menentukan pilihan mengerucut di 3,27 persen.
Igor juga menjelaskan bahwa hasil survei SPIN menunjukkan keunggulan pasangan Anies-Sandi sangat dipengaruhi solidnya dukungan warga DKI Jakarta yang mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa pada saat Pilpres 2014.
Igor menambahkan, ada 50,9 persen responden yang memilih Prabowo di Pilpres lalu. Sementara 48,46 persen memilih Jokowi, sedangkan 0,64 persen mengaku golput.
Dari semua responden pemilih Prabowo di DKI Jakarta, yang memilih pasangan Agus-Sylvi ada 16,04 persen, Ahok-Djarot 6,42 persen. Sedangkan mereka yang memilih Anies-Sandi sebesar 72,01 persen. Yang belum menentukan pilihan 5,53 persen.
Sementara itu, pemilih Jokowi yang memilih pasangan Agus-Sylvi sebesar 34,46 persen, Ahok-Djarot 54,3 persen, Anies-Sandi 10,49 persen, dan yang belum menentukan pilihan 0,75 persen.
Igor menggarisbawahi, hasil ini memperlihatkan bahwa pemilih di DKI Jakarta yang memilih Prabowo saat Pilpres 2014 solid mendukung pasangan Anies-Sandi yang notabene didukung Prabowo dan Partai Gerindra. Sedangkan pemilih Jokowi di Pilpres 2014 tidak solid mendukung pasangan Ahok-Djarot yang diusung PDIP. Padahal PDIP-lah yang mengusung Jokowi pada Pilpres.
"Pasangan Anies-Sandi juga unggul di semua kelompok usia pemilih. Sedangkan pasangan Agus-Sylvi hanya menang atas pasangan Ahok-Djarot di kelompok usia pemilih 17-24 tahun," kata dosen politik Universitas Jayabaya itu.
Igor menjelaskan, survei dilakukan terhadap 1102 responden, dengan teknik multistage random sampling. Margin of error 3 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Wawancara dilakukan melalui tatap muka langsung dengan bantuan kuisioner. Uji kualitas dilakukan melalui spot check dengan mengambil 20 persen dari total sample. Biaya survei berasal dari kas internal lembaga SPIN.
[ald]
BERITA TERKAIT: