Menlu menyatakan jumlah orang yang meninggal dunia karena konflik seperti di Suriah, Yaman, Irak, Afghanistan, sampai Republik Afrika Tengah tidak terbilang lagi. Begitu pula dengan arus pengungsi yang begitu besar, jutaan masyarakat dunia kehilangan masa depan karena konflik.
Konflik-konflik itu juga menciptakan trauma psikologis, terutama kepada anak-anak yang menjadi tumpuan masyarakat dunia.
Selain konflik, Menlu juga menyorot ancaman terorisme yang masih terus belangsung. Dia mencatat, 150 serangan teroris terjadi di belahan duinia pada tahun 2016.
"Bahkan tahun 2017 dibuka dengan serangan teroris di Istanbul. Pemerintah Indonesia mengecam serangan tersebut dan sekali lagi menyampaikan duka cita," ujarnya.
Selain itu, Menlu juga menyoroti ekonomi dunia yang masih belum pulih selama 3 tahun berturut-turut. Tetapi, Indonesia patut bersyukur karena perekonomiannya makin tumbuh 5 persen.
Ia juga menyebutkan, harga komoditi yang masih rendah memberikan tantangan tersendiri bagi negara-negara berkembang.
"Singkat kata, dunia semakin diwarnai ketidakpastian di tengah situasi tersebut. Diplomasi indonesia terus bekerja memperjuangkan kepentingan nasional dan memberi kontribusi bagi stabilitas dan perdamaian dunia," ungkap Menteri Retno.
[ian]
BERITA TERKAIT: