Kubu Djan Faridz mengambil langkah berseberangan dengan PPP kubu Romahurmuziy yang sama-sama mengklaim sebagai pengurus sah partai Kabah. PPP Djan Faridz yang tidak dianggap sah oleh pemerintah memilih bergabung dengan koalisi partai-partai pendukung pemerintah yaitu PDIP, Hanura, Nasdem dan Golkar.
Diberitakan
RMOL Jakarta, Djan menegaskan bahwa keputusan mendukung Ahok diambil berdasarkan rapat pleno DPP PPP yang dilaksanakan 4 Oktober lalu.
Djan mengatakan pertimbangan ini sesuai hasil silaturahmi nasional yang dihadiri seluruh pengurus wilayah PPP se-Indonesia termasuk Ketua DPW DKI Jakarta, Abraham Lunggana alias Haji Lulung. Padahal selama ini Lulung adalah tokoh politik yang selalu bertentangan dengan Ahok. Tak jarang Lulung dan Ahok terlibat perang urat saraf yang sengit.
"Sikap DPW PPP untuk mempertimbangkan dan mendukung pasangan Ahok-Djarot dilandasi semata-mata untuk kemaslahatan umat dan toleransi umat beragama. PPP sebagai partai besar ingin menjadi jembatan antar umat, saya lihat pasangan Ahok-Djarot ketika memimpin Jakarta, kepentingan-kepentingan umat Islam terpenuhi," kata Djan Faridz, di kantor DPP PPP, Jakarta, Jumat (7/10).
Djan menilai kinerja Ahok selama ini banyak mendukung umat Islam. Salah satunya adalah program renovasi masjid.
"DPP PPP melihat kerja nyata Ahok-Djarot selama memimpin Jakarta sedikit banyak sudah mengakomodasi perlindungan umat Islam, seperti program renovasi masjid dan mushala, mengumrohkan pengurus masjid di seluruh DKI yang tidak pernah dilakukan gubernur-gubernur sebelumnya," tambah Djan Faridz.
Dia menegaskan akan mendukung Ahok untuk memastikan program mendukung umat Islam bisa terus berlanjut saat Ahok terpilih kembali.
"Kepemimpinan Ahok sedikit banyak sudah mengusung nilai-nilai ke-Islaman. DPP PPP ingin memastikan program itu harus berlanjut dan ditambah program pro umat lainnya yang akan ditandatangani bersama saat deklarasi," tutupnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: