Demokrasi pun berjalan hanya secara prosedural, namun namunjauh dari subtantifnya.
Di bidang ekonomi, kondisi saat ini justru semakin memprihatinkan. Kesenjangan antara kaya dan miskin semakin lebar. Di saat yang sama, karena kabinet hasil politik transakional, maka tim ekonomi dengan mudah didikte asing.
Dalam bidang sosial budaya, kini, kekerasan sudah menjadi makanan sehari-hari. Negara pun bagaikan alpa, dan rakyat kehilangan rasa nyaman.
Atas kenyataan ini, juga dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional ke-108 dan Hari Kelahiran Pancasila ke-71, sejumlah tokoh dan aktivis akan menggelar rembuk keperihatinan sebab nasionalisme dalam ancaman.
Informasi yang diterima redaksi (Senin, 30/5), acara ini akan digelar pada Kamis depan (2/6). Acara akan dilaksanakan di Tugu Proklamasi, Jalan Pegangsaan, Jakarta Pusat.
Menurut Ketua Presidium Pergerakan Aktivis untuk Reformasi dan Demokrasi (Prodem), Andrianto, di antara tokoh yang hadir adalah adalah Fery J Juliantono (Partai Gerindra), Ahmad Basarah (PA GMNI), Yudi latif (Akademisi), Jumhur Hidayat ( KSPSI), Said Iqbal (KSPI), Sunarti (SBSI), Taufik Riyadi (Aktvis BEM UI), Ali Mahsun (APKLI), Riza Damanik (Kiara), Agustiana (SPP), Arief Minardi (Fsp-Lem, KSPSI), Rudi Hb Daman (GSBI), Teguh Santosa, Hendrik Iblis Sirait (Al misbat), Marlo Sitompul (SPRI), Iwan Nurdin (KPA), Karman BM (GPII), Beni Pramula (IMM) dan lain-lain.
[ysa]
BERITA TERKAIT: