"JK itu punya bisnis di listrik, kalau bisnis listrik dia punya
interest di hulu migas. Di sektor hilir JK juga punya gas, dia pasti berkepentingan untuk masuk bisnis ini, orientasinya ke sana. Persoalnnya, apakah ambisi dia sejalan dengan Jokowi?," kata peneliti Indonesia for Global Justice (IGJ) Salamuddin Daeng usai diskusi di Tebet, Jakarta, Minggu (14/9)
Jika melihat kebelakang, lanjut Daeng, obsesi JK menguasai sektor energi, migas dan listrik telah nampak saat dia menjadi pendamping SBY. Saat itu, lanjutnya, JK punya banyak kepentingan di listrik, gas, batubara dan minyak.
Daeng menyayangkan sikap Jokowi yang belum berani menegaskan kabinetnya nanti akan terbebas dari indivdu-individu yang punya kepentingan bisnis. Sejauh ini, gubernur DKI Jakarta itu baru menyatakan bahwa kabinetnya akan bebas dari partai politik.
"Harusnya pejabat menteri dikabinetnya nanti bebas dari kepentingan bisnis, biar tidak ada konflik kepentingan," imbuhnya.
[ian]
BERITA TERKAIT: