Sampai saat ini Golkar belum berhasil mengajak satu pun tokoh yang disebut sebagai calon kuat wakil presiden untuk dipasangkan dengan ARB.
"Demikian juga, ARB yang mencoba cawe-cawe ke tempat Prabowo Subianto dan berharap bisa dilamar jadi Cawapresnya, ternyata
sami mawon hasilnya nol besar," ujar politisi senior di Partai Golkar, Zainal Bintang, lewat pesan elektronik ke redaksi, Senin (12/5).
Menurut Bintang, seiring makin dekatnya waktu pendaftaran pasangan Capres-Cawapres di KPU 18-20 Mei, posisi ARB maupun Golkar dilematis. Apapun posisi yang diinginkan ARB harus disetujui dalam forum Rapimnas Golkar yang direncanakan 14-15 Mei.
Diperkirakan Rapimnas akan berlangsung panas dan tegang karena ARB akan "memaksakan" kehendaknya jadi capres atau cawapres.
"Selain karena telah mengeluarkan uang dalam jumlah besar selama 2009- 2014, juga karena pendaftaran pasangan capres-cawapres di KPU hanya sah bila ditandatangani ARB sebagai Ketum Golkar bersama Sekjen," terang Wakil Ketua Wantim DPP Ormas MKGR ini.
Bintang katakan, itulah senjata pamungkas ARB dengan "Ring Satu"-nya. Dan hal itu pula yang menjadi "pekerjaan rumah" barisan penentang ARB yang berhimpun dalam 10 Ormas Golkar, dan menyebar di beberapa DPD I dan DPD II Golkar.
Sementara di sisi lain, sejumlah petinggi Golkar melalui 10 Ormas Golkar akan mendesak DPD I melengserkan ARB dari pencalonan Pilpres karena gagal membuat Golkar peraih suara terbanyak pada Pileg 9 April.
Menurut sebuah sumber, lanjut Bintang, DPD II akan dimobilisasi hadir di Rapimnas demi memperkuat tekanan kepada ARB. Situasi akan semakin runyam bagi ARB karena paling tidak ada enam figur Golkar yang diprediksi bertarung maju menjadi cawapres bila ARB bisa dilengserkan.
Mereka adalah Ginanjar Kartasasmita, Akbar Tanjung, Luhut Panjaitan, Agung Laksono, Priyo Budi Santoso dan Jusuf Kalla
"Pendeknya, ARB akan jadi 'musuh bersama' enam petinggi Golkar," tegasnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: