Penilaian itu disampaikan pengamat politik Universitas Sriwijaya (Unsri) Dr Alfitri. Dalam pandangannya, kebijakan tersebut membuat ruang mandiri parpol semakin sempit. Hasilnya adalah efek manja pada parpol, karena mereka dengan mudahnya mendapat suntikan dana segar.
"Ini jelas bukan langkah yang tepat. Parpol semakin dimanja karena mendapat perlakuan istimewa," katanya kepada
Rakyat Merdeka Online Sumsel, Sabtu (8/2).
Kata Alfitri, seharusnya pemerintah punya cara yang lebih bijak. Langkah yang diambil seharusnya tidak memanjakan parpol sekaligus juga merugikan rakyat Indonesia. Apalagi dana yang dikucurkan mencapai angka Rp 700 miliar.
Menurut dia, nilai uang yang besar dapat dimanfaatkan guna kepentingan lain demi kesejahteraan rakyat Indonesia yang masih dibelenggu masalah kemiskinan.
"Dana saksi ini nilainya sangat besar. Coba dikaji ulang lagi agar lebih bermanfaat. Jangan gunakan untuk 'menyusui' parpol," tuturnya.
[ald]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: