47,8 Persen Menilai Demokrat Sangat Tidak Pantas Mengusung Pramono Edhie Wibowo

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Selasa, 23 Juli 2013, 11:45 WIB
<i>47,8 Persen Menilai Demokrat Sangat Tidak Pantas Mengusung Pramono Edhie Wibowo</i>
rmol news logo Sambutan dari internal Partai Demokrat atas kehadiran Pramono Edhie Wibowo (PEW) sejauh ini menggembirakan. Purnawirawan Angkatan Darat berbintang empat itu bahkan dinilai sungguh piawai dalam menyihir dan menggelorakan semangat kader partai yang dibangun kakap iparnya, Susilo Bambang Yudhoyono, itu.

Sementara kalangan di internal partai dan di luar Demokrat percaya, anak bungsu tokoh militer Sarwo Edhie Wibowo itu potensial meroket menjadi figur kuat menggantikan ketergantungan Demokrat kepada SBY. Dia dipandang memiliki kharisma seperti ayahnya, berkapasitas besar sebagai mantan KSAD, dan mampu membawa Demokrat ke level suara 15 persen seperti dicita-citakan. Malah ada utopia Demokrat sukses menjuarai Pemilu seperti 2009 berkat kehadiran PEW.

Meski diprediksi menjadi pengganti SBY, tetap saja dinasti Cikeas masih mendominasi di tiap jabatan dan kesepakatan strategis partai. Hal inilah yang mengganjal.

SBY sudah berulangkali menegaskan bahwa ia tak mengizinkan satu pun anggota keluarganya untuk mencalonkan diri dalam Pilpres 2014. Kabarnya, SBY sudah lama menyimpan dua nama tokoh muda berwawasan global yang dianggapnya pantas untuk menggantikan dirinya, yaitu Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dan pengusaha kakap Chairul Tanjung.

Komitmen SBY yang tidak ingin keluarganya maju, mengusik sebagian kader yang sangat mengharapkan kehadiran PEW sebagai calon penggantinya. Memang mereka loyal pada SBY, dan masih percaya bahwa Dinasti Cikeas tetap dibutuhkan untuk menjaga soliditas partai yang kerap dicemoooh sebagai "SBY fans club" itu. Mereka juga kurang sreg dengan dua nama yang didesas-desuskan sudah mendapat karpet merah Cikeas.

Diprediksi bahwa kelompok yang menginginkan PEW menjadi capres tak akan mudah menyerah. Mereka akan gigih bermanuver untuk mendorong SBY mau mengubah sikapnya walau mesti mempertaruhkan kehormatan SBY karena sudah kadung berjanji tidak akan merestui kerabatnya maju ke pencapresan.

Nama Pramono Edhie Prabowo mulai dipasang-pasangkan dengan beberapa nama kandidat kuat Capres pada 2014. Hasilnya dalam survei pun tak begitu mengecewakan meski PEW belum mendeklarasikan diri pasti ikut konvensi.

Tidak ada yang melarang PEW atau satu pun anggota keluarga Cikeas maju ke pencalonan. Politik adalah seni kemungkinan dan SBY mungkin saja akan rela menjilat ludahnya sendiri. Toh, masa kekuasaannya sudah berakhir dan misi besarnya saat ini adalah memastikan penerusnya merupakan sosok yang bisa diandalkan untuk menjaga nama baik dua periode pemerintahannya. SBY cuma ingin mendarat mulus, setelah itu jalani masa pensiun dengan bahagia bersama anak cucu tanpa diusik kasus hukum yang sampai sekarang menggantung-gantung di langit ketidak pastian.

Dua pekan lalu (Senin, 1/7), RMOL membuka survei yang mengusung pertanyaan "Menurut Anda, pantaskah mantan KSAD yang sekaligus adik ipar Presiden SBY, Pramono Edhie Wibowo, dicalonkan Partai Demokrat menjadi kandidat presiden 2014-2019?" Pertanyaan ini mengajak pembaca untuk melihat kepantasan itu bukan dari segi legal formal, namun dari segi etika politik.

Hasil akhirnya, pembaca yang menjawab Pantas adalah 13.6 persen. Yang menjawab Sangat Pantas adalah 6.6 persen. Yang menjawab Tidak Pantas adalah 27.6 persen. Yang merasa Sangat Tidak Pantas adalah 47.8 persen. Mereka yang menjawab Ragu-ragu hanya  4.5 persen.

Poling ini tidak memenuhi kaidah akademis sehingga tidak mencerminkan sikap rakyat Indonesia secara umum. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA