Harusnya Komnas HAM Panggil Franz Magnis!

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-1'>ADE MULYANA</a>
LAPORAN: ADE MULYANA
  • Rabu, 29 Mei 2013, 22:27 WIB
Harusnya Komnas HAM Panggil Franz Magnis<i>!</i>
rmol news logo Ketua Aliansi Kejujuran Iman dan Toleransi Beragama (Alkitab) Sangap Surbakti SH mengaku jengah dengan Natalius Pigai, salah satu komisioner di Komnas HAM terkait persoalan pernyataan Frans Magnis Suseno. Menurutnya, Natalis telah turut serta memprovokasi kerukunan umat beragama di Indonesia.

"Komnas HAM, harusnya memanggil Franz Magnis-Suseno karena telah memprovokasi. Lah ini kenapa malah
memanggil Dipo Alam dan Andi Arief?" ungkap dia di Jakarta, Rabu (29/5).

Menurut aktivis 98 yang mendirikan Forum Kota (FORKOT) ini, 15 tahun usia reformasi, Indonesia sudah lebih baik dalam perkembangan toleransi beragama dan berpendapat.

"Fakta bahwa masih ada kekurangan disani-sini memang benar tetapi kekurangan itu bukanlah disebabkan oleh Ketertutupan Policy Pemerintah dalam keimanan," katanya.

Sangap menegaskan, reformasi yang diinginkan oleh para aktivis dalam gerakan 98 bukanlah juga meminta bangsa asing untuk intervensi dalam policy pemerintahan.

"Saya tak bermaksud menyinggung bahwa Romo Magnis yang berasal dari Jerman," lanjut Sangap.

Menurut alumni UKI Jakarta ini, budayawan Indonesia sejatinya adalah budayawan yang mengembangkan kebudayaan bangsa sendiri. Bukan mengembangkan budaya asing dari luar negeri.

"Belajarlah dengan rakyat Indonesia, yang memberikan gelar romo kepada Magnis, itu disebabkan karena rakyat Indonesia menghormati budayanya sendiri. Rakyat Indonesia tidak memberikan gelar "father" kepada Magnis karna gelar
tersebut bukan dari budaya Indonesia," ungkap Sangap.

Terkait Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin, Sangap menegaskan bahwa sebagai umat Kristen dirinya menyaksikan bahwa Staf Khusus Presiden, Andi Arief, berkali-kali mencoba membantu menyelesaikan masalah tersebut.

"Kasus GKI Jasmin merupakan persoalan bersama yang perlu dicarikan jalan keluarnya, persoalannya adalah proses dan prosedur pembangunan tempat ibadah. Jangan kemudian diplintir jadi anti Kristen," ungkap Sangap lagi.

Sangap meawanti-wanti semoga pro kontra, termasuk tindakan Natalius Pigai dari Komnas HAM ini bukan ajang pemanasan 2014. "Bila kemudian isu ini dikondisikan  untuk ajang pemanasan 2014 maka biarkanlah rakyat Indonesia yang akan memberikan Hukuman dan semoga bukan hukum rimba yang berlaku," demikian Sangap. [dem] 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA