Sekretaris Wanbin Demokrat Kecewa Berat Pengabdiannya Disepelekan

Demokrat Makin Tenggelam

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Rabu, 08 Mei 2013, 16:05 WIB
Sekretaris Wanbin Demokrat Kecewa Berat Pengabdiannya Disepelekan
rmol news logo Penetapan nomor urut dalam Daftar Calon Legislatif Sementara Partai Demokrat menimbulkan konflik di internal partai. Banyak incumbent atau anggota DPR RI yang justru tergusur oleh kader baru.

Contohnya, di Dapil Jawa Barat II, Sekretaris Dewan Pembina (Wanbin) Demokrat yang juga anggota Komisi I DPR, Adjeng Ratna Suminar, tergusur Dede Yusuf yang mendapatkan nomor urut pertama. Padahal, Dede merupakan bekas kader Partai Amanat Nasional (PAN).

"Dede Yusuf orang baru, lebih hebat dari saya. Saya asli putri daerah Kabupaten Bandung, dia sebagai Wagub, dia orang hebat. Tapi kalau hebat kenapa kemarin tidak terpilih (di Pilgub Jabar 2013)," ujar Ajeng dalam keterangan persnya, Rabu (8/5).

Ajeng merasa perjuangannya membesarkan Demokrat di Jawa Barat tak dihargai. Padahal, menurut dia, perjuangannya telah membuat Demokrat meraup banyak suara di Jawa Barat.

"Mas Ibas saja waktu jadi caleg, baru datang, oleh SBY ditaruh di nomor tiga. Dede Yusuf nomor satu, padahal orang lain di partai. Inilah hadiah terbaik untuk ironi Kartini Jawa Barat, yang telah bekerja membesarkan partai dari seluruh partai se-Jawa Barat," katanya.

Ajeng pun sudah protes ke Ketua Satgas Penjaringan Caleg Partai Demokrat, Suaidi Marasabessy. Namun, protesnya tak dianggap.

"Pak Suaidi bilang Bu Ajeng ditaruh di mana pun bisa. Tapi kan terbalik, itu harusnya Dede Yusuf," ujarnya.

Kisruh di internal Demokrat ini belum banyak disuarakan oleh kader lain. Meskipun dari informasi di internal banyak kader yang kecewa dengan DCS yang diserahkan pada Komisi Pemilihan Umum (KPU) beberapa waktu lalu. Dari data yang dirilis KPU memang ada sejumlah dapil "rawan konflik".

Misalnya Dapil Sumatera Utara I. Di dapil tersebut anggota Komisi II Abdul Wahab Dalimunte yang pada pemilu 2009 mendapatkan suara terbanyak ditempatkan di nomor lima pada pemilu 2014 mendatang. Partai lebih memilih Ruhut Sitompul duduk di nomor satu. Di bawah Ruhut terdapat Ketua Komisi VI, Sutan Bhatoegana dan Wakil Ketua Komisi I, Ramadhan Pohan.

Dapil Banten III juga terjadi hal serupa. Anggota Komisi VI DPR Ferrari Romawi harus tergusur di nomor empat dikalahkan oleh Ketua DPD Banten Wahidin Halim yang mendapatkan nomor dua. Sebelumnya Ferari Romawi diplot nomor dua.

Padahal, pada pertemuan dengan 148 anggota fraksi Partai Demokrat, SBY mengatakan akan memproritaskan anggota DPR dalam penyusunan DCS. Hal itu juga tercantum pada Petunjuk Pelaksaan (Juklak) dan Petunjuk Tertulis (Juklis) penyusunan caleg.

Menurut pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Iberamsjah, kisruh ini akan kembali membenamkan Demokrat.

"Partai hancur, di dalam (internal) orang berebut kekuasan, dan ditambah kisruh DCS ini," ujarnya.

"Kualitas sudah tak dinggap, yang terpenting, kedekatan majelis tinggi, baru bisa jadi caleg nomor satu," tambah Iberamsjah. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA