"Kalau dirugikan, iya. Kami diopinikan posisi bawah," ujar Ketua DPP Partai Hanura, Erik Satrya Wardhana, kepada
Rakyat Merdeka Online, Senin (18/3).
Menurut Erik, hasil survei internal yang dilakukan partainya berbeda jauh dari rilis LSI kemarin, yang menempatkan Hanura di nomor urut terakhir dengan perolehan suara cuma 2,6 persen.
"Berapa jumlahnya dan berapa bedanya tidak bisa dibeberkan. Itu hanya konsumsi internal dan itu pegangan kita," ungkap Wakil Ketua Komisi VI DPR RI ini.
Sambung Erik, lembaga survei saat ini sudah tidak punya kredibilitas. Banyak hasil survei yang berbeda dari kenyataan.
"Survei di Pilgub-pilgub berantakan, di Pilgub DKI, Jabar dan Sumut berantakan semua," bebernya.
Namun demikian, Erik tidak mau menuduh bahwa lembaga survei sekarang sudah menjadi pesanan. Ia hanya berharap, lembaga survei ke depan harus menjunjung tinggi nilai-nilai keilmiahan dan objektivitas.
"Saya ingin menyampaikan kepada lemba survei, sampaikan fakta, perbaiki kredibilitas agar masyarakat percaya, jangan menjadi komoditas dan alat politik," jelasnya.
Kalau seperti ini terus, apakah Hanura merasa terancam? "Masyarakat sudah cerdas, sudah tidak terpengaruh lagi," jawabnya singkat.
[ald]
BERITA TERKAIT: