"Lebih baik perjalanan ke luar negeri ini realokasikan kepada pembangunan atau renovasi banyak situs budaya rusak atau candi yang rusak," kata koordinator Advokasi dan Investigasi FITRA, Uchok Sky Khadafi, Minggu (3/3).
FITRA melihat kunjungan ketiga negara ini tidak rasional dan tidak ada manfaatnya bila dikaitan dengan adat istiadat berdasarkan suku-suku bangsa Indonesia. Jika alasan untuk menyusun RUU Kebudayaan, menurut Uchok, seyogyanya tidak usah sampai melancong ke luar negeri. DPR bisa belajar bersama suku-suku yang ada di Indonesia.
"Lebih baik belajar saja ke pelawak yang baik seperti Kirun atau Tarsan, dan khusus untuk kebudayaan belajarlah lebih mendalam ke Sudjiwo Tedjo agar lebih pintar," sindiri Uchok.
Mulai 17 Maret mendatang, Komisi X DPR yang terbagi dalam tiga rombongan akan berangkat ke Turki, Yunani dan India. Rencananya, tiap rombongan tinggal di negara tujuan masing-masing selama enam hari. Anggota Komisi X DPR, Dedi Gumilar menjelaskan, kunjungan ini dalam rangka penyusuan RUU Kebudayaan dan Perbukuan.
Menurut catatan FITRA, kunjungan DPR ke tiga negara itu menghabiskan anggaran hingga Rp 3.179.160.000.Dengan perkiraan rincian untuk India mencapai Rp 516.780.000, Yunani Rp 1.592.370.000, dan Ankara akan menghabiskan sebesar Rp 1.070.010.000.
Total anggaran ini dibuat berdasarkan asumsi pertama, anggota DPR yang akan berangkat sebanyak 10 orang, tanpa mengikuti staf DPR. Kedua, lama perjalanan selama enam hari kerja.
"Jadi, dari gambaran di atas, kami dari Seknas FITRA meminta kepada DPR agar menghentikan studi bandingkan tanpa alasan apapun," demikian Uchok.
[wid]
BERITA TERKAIT: