Putri Bung Karno yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam seminar "Menuju Undang-undang Migas Merah Putih" di Gedung KK I DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (27/2), mengatakan pengejawantahan Berdikari di bidang ekonomi tidak hanya terbatas pada upaya mewujudkan kedaulatan di bidang pangan, keuangan, ataupun pertahanan. Yang selalu menjadi tema besar, bahkan menentukan wajah geopolitik dunia, adalah upaya setiap bangsa untuk mengamankan national security di bidang energi.
"Kita bisa melihat bagaimana kompetisi antar bangsa, atau bagaimana ketegangan politik, hingga terjadinya perang, sering dipicu oleh ambisi menguasai sumber-sumber energi dunia," ujar Presiden RI ke V ini.
Tambah Mega, Indonesia pun tidak terlepas dari hal tersebut. Sumber daya Indonesia yang begitu besar di bidang energi, menjadikan Indonesia sebagai sasaran strategis untuk mendapatkan dan menguasai sumber energi tersebut.
Mega juga membeberkan beberapa data-data yang ada, dari perspektif sejarah kata dia, industri minyak bumi di Indonesia sudah lebih dari 120 tahun. Kilang pertama di Indonesia di bangun tahun 1889 di Wonokromo, Surabaya. "Jadi dunia migas bukan hal yang asing bagi kita," ungkap Mega disambut tepuk tangan.
Dari segi konsepsi ungkap Mega lagi, para pendiri republik ini telah meletakkan gagasan besar bagaimana agar para insyinsur Indonesia dengan spirit nasionalismenya mampu mengolah sumber daya migas yang begitu besar. Konsepsi Pembangunan Semesta Berencana disertai dengan pengiriman ribuan mahasiswa Indonesia ke seluruh penjuru dunia. Meskipun pada akhirnya lebih dari 570 ahli kita tidak bisa kembali ke tanah air karena persoalan politik.
"Kini kita juga memiliki ahli geologi ternama, kita memiliki tokoh perminyakan di organisasi-organisasi perminyakan dunia. Kita memiliki insinyur mesin, teknik kimia, perminyakan, dan sipil yang handal. Tegasnya dari aspek sumber daya manusia, kita memiliki ahlinya. Jujur saya selalu bertanya, bahkan setengah menggugat, apakah diantara lebih dari 1 juta insinyur teknik di seluruh Indonesia, tidak bisa diorganisir untuk merancang terwujudnya kedaulatan energi Indonesia?" ucap dia.
Masih kata Mega, ditinjau dari cadangan migas Nasional yang mencapai 10 miliar barrel, maka cadangan migas ini seharusnya membuat negara sebagai bangsa tetap percaya diri.
"Masih ada kesempatan untuk meluruskan kebijakan energi yang salah," ucapnya.
Ditinjau dari kemampuan rancang bangun dan kemampuan manufakturing Indonesia, Indonesia kata Mega mencatatkan prestasi dibandingkan dengan beberapa negara tetangga.
"Apakah salah jika saya selalu berteriak, mengapa kita tidak percaya pada BUMN kita seperti Pertamina? BUMN adalah alat negara untuk mewujudkan cita-cita masyarakat adil dan makmur," papar Mega.
[dem]
BERITA TERKAIT: