Menurut Edwin dalam buku tersebut, ancaman nyata kekayaan alam laut Indonesia meliputi, eksploitasi sumber daya laut secara ilegal (
illegal fishing), konflik nelayan, ancaman
transnational crimes di perairan, tumpang tindih klaim kepemilikan beberapa pulau di perbatasan Indonesia oleh beberapa negara dan lainnya.
Lanjut dia, peran strategi TNI AL dalam ikut serta menjaga kekayaan alam laut khususnya pangan hasil laut meliputi patroli rutin, diplomasi maritim, dan penegakan hukum di laut untuk menjaga keamanan wilayah perairan Indonesia dan membantu mencegah praktik
illegal fishing.
"Lalu melakukan pengamanan jalur pelayaran dan perdagangan untuk memastikan kelancaran distribusi bahan pangan antar pulau di Indonesia, serta melakukan operasi bantuan kemanusiaan, termasuk distribusi bantuan pangan ke daerah-daerah yang terisolasi khususnya di saat-saat krisis" ujar Edwin dalam keterangannya, Senin, 22 Februari 2025.
"Kita juga dapat mendorong pengembangan sumber daya manusia di bidang maritim, pemberdayaan potensi maritim di pesisir, ikut mendorong pengembangan infrastruktur di bidang maritim serta melakukan kerja sama internasional dalam penelitian kelautan, pertukaran teknologi budidaya laut, atau perjanjian pengelolaan sumber daya perikanan lintas batas dengan negara lain," jelasnya
"TNI AL juga bisa berperan dalam memperkuat terbangunnya karakter menjadi bangsa maritim dan terus mengembangkan budaya maritim sebagai langkah strategis dalam pengelolaan semua potensi maritim bangsa Indonesia yang sangat melimpah," tutup jebolan AAL 1991 tersebut.
Buku "Potensi Maritim untuk Swasembada Pangan" ini telah di-launching di Balai Kartini pada Sabtu, 22 Februari 2025 lalu. Hadir memberi sambutan pengantar, Wakil Menteri PPN/Wakil Kepala Bappenas yang mewakili Menteri PPN/Kepala Bappenas serta KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali.
BERITA TERKAIT: