AGM-65K
Maverick adalah salah satu rudal yang ditembakkan secara
“live†dalam sesi
fire power demo sebagai babak penutup Angkasa Yudha 2019. Hasilnya akurat, telak menghajar target yang dituju.
Rudal AGM-65
Maverick adalah rudal jenis udara ke permukaan atau udara ke darat
(air-to-ground missile) buatan
Raytheon, Amerika Serikat. Di antara AS dan sekutunya,
Maverick adalah rudal udara ke darat yang paling banyak diproduksi. Rudal yang mulai berdinas sejak tahun 1972 itu sudah diekspor ke lebih dari 30 negara, termasuk Indonesia.
Generasi terkini
Maverick memiliki kemampuan yang jauh di atas varian sebelumnya. TNI AU memiliki dua varian
Maverick, yaitu AGM-65G yang berpemandu infra merah dan AGM-65K yang berpemandu CCD
(charge-coupled device). Rudal-rudal ini mulai dibeli tidak lama setelah kedatangan jet-jet tempur F-16A/B
Fighting Falcon tahun 1990-an.
Di jajaran TNI AU,
Maverick tidak hanya bisa dibawa jet tempur F-16. Pesawat tempur
Hawk Mk.209, T-50i
Golden Eagle dan bahkan
Super Tucano bisa dipersenjatai rudal yang dikenal akurat dan mematikan ini.
Aslinya,
Maverick didesain sebagai rudal anti tank. Dimaksudkan AS untuk membantu para sekutu NATO-nya guna menghadang banjir tank pihak Uni Soviet jika meletus perang antara NATO dan Pakta Warsawa.
Kala Perang Dingin pihak Soviet dan sekutunya dalam Pakta Warsawa memang diketahui memiliki jumlah armada tank dan kendaraan tempur (ranpur) yang jauh lebih banyak ketimbang AS dan NATO.
Perkembangan di kemudian hari, AGM-65
Maverick juga terbukti andal dioperasikan untuk berbagai sasaran darat lain. Bahkan
bunker beton di atas permukaan tanah (bukan
bunker bawah tanah)
pun bisa dihajar dengan hulu ledaknya yang besar.
Untuk ukuran rudal sekompak
Maverick, hulu ledak yang dibawanya memang tidak main-main, berkisar 210 hingga 305 kg (tergantung varian). Jangkauan varian yang dimiliki TNI AU adalah sekitar 20 hingga 30 km (tergantung parameter peluncuran dan profil target).
Selain rudal “asliâ€, TNI AU juga memiliki beberapa rudal
“dummy†untuk latihan. Dimensi dan bobot rudal
“dummy†Maverick ini dibuat sama persis dengan rudal
“liveâ€. Hanya saja tanpa sistem pemandu, hulu ledak maupun motor roket.
Dengan kata lain, rudal
“dummy†tidak bisa ditembakkan, dan hanya dipakai untuk latihan. Baik latihan bagi para kru darat dalam memasang atau melepas rudal. Maupun para pilot jet tempur dalam membiasakan bermanuver dengan pesawat yang tengah membawa
Maverick.
Di jajaran militer AS sendiri,
Maverick dalam satu dekade ke depan akan diganti secara bertahap oleh AGM-179 JAGM
(Joint Air-to-Ground Missile). Namun banyak negara yang masih mengandalkan
Maverick untuk satu dekade ke depan.