Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

TNI-Polri Sulit Jaga NKRI Tanpa Peran Ulama

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/widian-vebriyanto-1'>WIDIAN VEBRIYANTO</a>
LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO
  • Rabu, 30 Mei 2018, 22:07 WIB
TNI-Polri Sulit Jaga NKRI Tanpa Peran Ulama
Foto/Net
RMOL. Panglima TNI Jenderal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian terus melakukan Safari Ramadhan di berbagai daerah. Pada hari ini, Rabu (30/5), safari keduanya menyasar Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB)

Silaturahmi TNI-Polri bersama ulama dari seluruh Lombok dan warga itu digelar di Korem 162/Riwa Bhakti, Mataram, Lombok.

Panglima TNI dan Kapolri disambut antusias puluhan ulama dan warga Mataram. Warga tetap antusias meski sejatinya rombongan Panglima TNI dan Kapolri datang terlambat.

Dalam sambutannya, Marsekal Hadi mengajak seluruh komponen masyarakat, khususnya di Lombok untuk bersatu menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kata dia, tanpa peran serta ulama dan komponen bangsa, TNI dan Polri akan kesulitan menjaga bisa NKRI.

"Memang menjaga bangsa dan negara adalah tugas TNI dan Polri. Tetapi, tanpa dibantu seluruh komponen bangsa, sulit bisa menjaga negara sebesar ini," ujarnya sebagaimana keterangan tertulis yang diterima redaksi, Rabu (30/5).

Selain itu, Marsekal Hadi turut menyampaikan rasa prihatin atas serangkaian aksi teror yang terjadi di negeri jelang bulan Ramadhan lalu, mulai aksi teror di Mako Brimob Depok, pemboman gereja di Surabaya dan teror di Riau.

Menurutnya, aksi teror semacam itu tidak seharusnya terjadi di negeri yang dikenal dengan kemajemukan dan ragam budaya seperti Indonesia. Oleh sebab itu, Hadi mengajak seluruh komponen bangsa untuk bersatu menjaga negara ini dari upaya-upaya memecah belah bangsa Indonesia.

"Dunia internasional sangat mengagumi keragaman bangsa ini. Janganlah dirusak dengan aksi-aksi teror seperti itu," harapnya.

Sementara itu, Kapolri Tito Karnavian menjelaskan bahwa Lombok merupakan daerah yang memiliki potensi pariwisata besar seperti Bali. Demi menjaga iklim pariwisata di Lombok, Tito meminta masyarakat untuk menjunjung tinggi rasa toleransi. Sehingga keamanan di Lombok bisa terjaga dan wisatawan bisa aman berlibur.

“Ini tugas para ulama untuk memberikan pencerahkan kepada masyarakat bagaimana menghargai dan menghormati keragaman ini," tutur Tito.

Ulama, sambungnya, memiliki peran penting dalam mereduksi paham terorisme. Dia berharap dalam setiap pengajian di majelis-majelis taklim, para ulama turut memberikan pemahaman yang utuh kepada masyarakat, terutama terkait toleransi.

“Paham terorisme ini ibarat gunung es. Jika dipangkas ujungnya, maka akan tumbuh lagi. Nah, untuk menghancurkan gunung es, butuh peran ulama dan tokoh masyarakat," tukasnya.

Sejurus dengan itu, Sekjen Pengurus Besar Majelis Dzikir Hubbul Wathon (PB MDHW) Hery Haryanto Azumi juga mengakui bahwa peran ulama sangat besar dalam menjaga NKRI. Apalagi, lanjutnya, sejarah pendirian bangsa ini tidak lepas dari peran serta para ulama.

Dia berharap Safari Ramadhan yang dilakukan oleh Marsekal Hadi dan Jenderal Tito ini dapat menyatukan umara dan ulama.

“Sebab, hanya dengan umara dan ulama sering duduk bersama, maka persoalan bangsa akan cepat ditemukan jalan keluarnya,” tutupnya. [fiq]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA