Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Panglima TNI Ajak Anak Bangsa Bersatu Perangi Radikalisme

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/widian-vebriyanto-1'>WIDIAN VEBRIYANTO</a>
LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO
  • Selasa, 29 Mei 2018, 02:56 WIB
Panglima TNI Ajak Anak Bangsa Bersatu Perangi Radikalisme
rmol news logo . Ada upaya dari pihak-pihak yang ingin memecah belah bangsa melalui penyusupan paham radikalisme dan terorisme. Untuk itu, seluruh elemen bangsa harus bersatu dalam menanggal upaya pemecahbelahan tersebut.

Begitu kata Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam Safari Ramadhan bersama Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian di Markas Brigif Raider 13/1 Kostrad, Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (28/5).

Dalam Safari Ramadhan kedua setelah di Medan ini, Marsekal Hadi menegaskan bahwa aksi radikalisme dan terorisme yang mengatasnamakan agama tidak bisa dibenarkan berkembang di negeri ini.

"Sebab, Islam adalah agama rahmatan lil alamin, agama rahmat bagi seluruh mahluk di alam semesta ini. Oleh karena itu, jika ada aksi radikalisme dan teroris yang mengatasnamakan agama, bisa dipastikan itu bukan ajaran Islam," tegasnya.

Kata dia, tidak ada cara lain dalam melawan radikalisme dan terorisme di negeri ini, kecuali semua anak bangsa bersinergi.

"Tidak ada cara lain (melawan radikalisme dan terorisme) kecuali seluruh elemen bangsa bersatu," tukasnya.

Senada dengan itu, Ketua Umum Pengurus Besar Majelis Dzikir Hubbul Wathon (PB MDHW) KH. Mustofa Aqil Siradj dalam tausyiahnya mengapresiasi upaya pemerintah Indonesia dalam menjaga NKRI. Dalam hal ini, pemerintah berusaha menyatukan para ulama dan kiai untuk menjaga NKRI.

Dia kemudian bercerita tentang pendirian MDHW yang berlatar belakang keresahan antara ulama dan umaro. Saat itu, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang juga Rais Aaam PBNU, KH Maruf Amin resah karena ada perpecahan umat Islam di Indonesia.

"Sedangkan Presiden Jokowi juga resah karena dituduh anti Islam dan PKI. Lalu keduanya bertemu dan membentuk majelis yakni Majelis Dzikir Hubbul Wathon," ujarnya.

Majelis itu artinya perkumpulan, sementara dzikir bisa diartikan saling mengingatkan. Sedangkan hubbul wathon adalah cinta tanah air.

"Jadi Majelis Dzikir Hubbul Wathon tempat kita untuk mengingatkan dan menjaga NKRI," kata Kiai Mustofa.

Dalam kesempatan ini, Kiai Mustofa juga membawa pesan dari adik kandungnya yang juga Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj yang manaruh harapan pada panglima TNI agar persatuan seluruh elemen bangsa bisa direalisasikan di tahun politik.

"Ya kalau nanti calon kepala daerah yang kalah maupun yang menang saling menghargai," pungkasnya.

Sementara itu, Sekjen PB MDHW Hery Haryanto Azumi menilai pertemuan ulama dan umaroh seperti dalam safari Ramadhan ini, sudah sesuai dengan cita-cita besar MDHW.

Dengan sering berkumpul seperti ini, kata Hery, akan lebih mudah mencarikan jalan keluar untuk persoalan-persoalan bangsa.

"Pertemuan begini akan lebih mudah menemukan solusi. Makanya ini harus ditradisikan," pungkasnya. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA