Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Demokrasi Liberal Suburkan Terorisme

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/adityo-nugroho-1'>ADITYO NUGROHO</a>
LAPORAN: ADITYO NUGROHO
  • Kamis, 17 Mei 2018, 16:46 WIB
Demokrasi Liberal Suburkan Terorisme
Cahyo Pamungkas/RMOL
rmol news logo   Praktik globalisasi, demokrasi liberal dan ekonomi kapitalisme melemahkan identitas bangsa Indonesia, sehingga konservatisme agama tumbuh marak.

“Konservatisme agama akhirnya muncul sebagai respons terhadap kondisi-kondisi tersebut, sehingga kita harus memformulasikan kembali nasionalisme kita agar tumbuh keseimbangan,” ujar Peneliti Pusat Penelitian Sumber Daya Regional (PSDR) LIPI, Cahyo Pamungkas, di ruang seminar P2KK LIPI, Gedung Widya Graha, Jakarta, Kamis (17/5).

Konservatisme agama, sebut dia, bisa dikatakan over dosis atau tercipta rasa fanatisme sempit dalam beragama.

Ketika konservatisme agama muncul, lanjut dia, maka timbul radikalisme. Radikalisme ini, menurut Cahyo, yang menjadi akar daripada terorisme.

Cahyo menilai, ciri dari adanya radikalisme ialah muncul sikap intoleransi dan fanatisme yang sempit dari suatu pemeluk agama.

“Kerukunan antar umat beragama akhirnya tidak ada. Sudah tidak ada lagi tenggang rasa, yang ada tenggang beda,” pungkasnya. [fiq]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA