Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ramadhan Waktu Tepat Bertabayyun Untuk Perangi Hoaks, Radikalisme, Dan Terorisme

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Kamis, 17 Mei 2018, 08:49 WIB
Ramadhan Waktu Tepat Bertabayyun Untuk Perangi Hoaks, Radikalisme, Dan Terorisme
Asad Said Ali/Net
rmol news logo Bulan Ramadhan menjadi waktu yang tepat bagi  seluruh masyarakat Indonesia untuk ber-tabayyun (cek dan ricek) dalam memerangi kabar bohong (hoax), ujaran kebencian, serta penyebaran radikalisme dan terorisme.
 
Dengan segala kemuliaannya, di bulan Ramadhan ini orang akan berpikir lebih jernih, sabar, dan bisa menahan diri dalam menyikapi dinamika yang terjadi.

"Kita selalu menyambut datangnya bulan suci Ramadahn setahun sekali dengan Marhaban yang Ramadhan. Bulan d imana kita diwajibkan bisa menahan diri dari segala macam yang membatalkan puasa, utamanya bicara ngelantur, hoax, dan menjelekkan orang. Dan satu lagi, menahan diri untuk melakukan tindakan terorisme yang mengatasnamakan agama,” papar mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) KH. Asad Said Ali dalam keterangannya.

Untuk itu, Kiai Asad menyarankan selama bulan Ramadhan, para dai bisa memberikan ceramah tentang bahaya radikalisme dan terorisme yang dilakukan orang-orang fasik (jahat). Apalagi mereka melakukan aksi teror biadab yang menelan korban jiwa manusia serta materi yang sangat luar biasa.

Selain itu, masyarakat juga harus terus diberikan pemahaman tentang budaya cek dan ricek.

"Tidak boleh menelan informasi apa adanya. Harus dikonfirmasi dan dipikir apakah sisinya sesuai dengan ajaran agama atau sebaliknya ingin menghancurkan agama," terang pria jebolan Universitas Gajah Mada ini.

Intinya, tegas Kiai Asad, masyarakat harus pintar memilih dan memilah berita. Pasalnya kelompok radikal sering menggunakan media, apakah media konvensional maupun media sosial untuk menyebarkan hoax yang bertujuan untuk mengadu domba sehingga terjadi keributan dan keresahan dalam masyarakat.

"DI bulan puasa saatnya kita semua merenungkan dan bertadabbur (merenungi) dan mawas diri, bagaimana bisa melaksanakan ibadah dengan khusyu’. Yang sudah lalu ditinggalkan saja. Kita kembali ke jalan yang benar. Beragamalah dengan ilmu karena agama tidak lepas dari ilmu. jangan sampai kita menganut ilmu yang salah seperti bom bunuh diri itu," tutur Kiai Asad. [wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA