Demikian dikatakan Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen R. Achmad Nurwakhid dalam diskusi publik
Indopos.co.id/ Indoposco.id bertajuk "Mencintai NKRI Dari Balik Jeruji" di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (28/5).
"Di dunia maya dibilang keterpaparan terorisme saat ini hampir 80 persen, karena dunia maya," kata Achmad Nurwahid.
Ia menduga, kondisi tersebut diperparah dengan masuknya ideologi di era digital yang sangat massif. Oleh karenanya, perlu dilakukan penanganan dan pengawasan ketat dari paham menyimpang.
"Sehingga perlu diputus, kita harus propaganda, kaderisasi yang ada. Kita putus donasi atau logistik atau pembiayaan terorisme," kata Achmad.
Ia menegaskan, radikalisme maupun paham yang menyesatkan tidak ada kaitannya dengan agama tertentu. Namun, kerap kali stigmanya ditempelkan pada suatu keyakinan.
"Apakah radikalisme itu terkait agama? saya tegaskan radikalisme, ekstremisme tidak ada kaitannya dengan agama. Tapi dengan oknum umat beragama. Biasanya menunggangi agama mayoritas di suatu wilayah," ujar Achmad.
BERITA TERKAIT: