Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kazakhstan Tertarik Pola Soft Approach BNPT

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Minggu, 28 Januari 2018, 07:47 WIB
Kazakhstan Tertarik Pola <i>Soft Approach</i> BNPT
Suhardi Alius dan Nurgali Dauletbekovich Billsbekov/Humas BNPT
rmol news logo Pola pendekatan lunak (soft approach) dalam menangani kasus terorisme yang selama ini dilakukan oleh Indonesia melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam penanganan masalah terorisme sepertinya menarik perhatian pemerintah Kazakhstan.

Belum lama ini, Kepala BNPT, Komjen Pol. Suhardi Alius bertemu Deputi Chairman National Security Committee (NSC) Kazakhstan, Nurgali Dauletbekovich Billsbekov dalam sebuah acara working dinner di Astana, ibukota Kazakhstan. Pertemuan dalam rangka menindak lanjuti Kesepakatan Kerjasama Penanggulangan Terorisme antara Indonesia dan Kazakhstan..

"Dalam pertemuan tersebut secara khusus kami memberikan penjelasan secara utuh mengenai apa yang sudah dikerjakan oleh oleh Indonesia dalam kaitannya mengenai counter terrorism. Dan kami sampaikan bahwa kami melakukan pendekatan soft approach dalam penanganan terorime di Indonesia. Atas penejelasan kami tersebut  Deputi Chairman NSC terlihat terkesan," ujar Suhardi yang saat ini masih dalam lawatan kunjungan kerjanya di luar negeri dalam pesan pendeknya, Sabtu malam (27/1).

Lebih lanjut mantan Kabareskrim Polri ini menjelaskan bahwa dalam melaksanakan pendekatan lunak ini pihaknya menggandeng para mantan pimpinan kelompok teroris yang telah bertobat, sebagai pembicara untuk program deradikalisasi. Pendekatan ini efektif karena mantan teroris telah menunjukkan dan mengungkapkan pengalaman mereka sebelumnya. Selain itu Suhardi juga menceritakan tentang keterlibatan organisasi Islam seperti Nahdatul Ulama dan Muhamadiyah.

"Dari penjelasan itu tadi maka pola soft approach inilah yang menjadi poin besar buat mereka juga, bahwa tidak selamanya pola penanganan dengan metode hard approach itu bisa menghasilkan suatu solusi tapi juga harus mengidentifikasi akar masalah," papar alumni Akpol tahun 1985 ini.

Dalam pertemuan tersebut, Suhardi juga menjelaskan mengenai pendekatan yang dilakukan BNPT dalam menangani kasus radikalisasi melalui media sosial dan dunia maya.

"Kami sampaikan bahwa dalam menangani radikalisme melalui dunia maya ini kami merekrut generasi penggiat media sosial dan internet untuk menjadi duta damai di duna maya. Mereka bertugas menyebarkan pesan-pesan damai dan positif dengan bahasa anak muda di media sosial dan internet," kata Suhardi yang pernah menjabat wakapolda Metro Jaya.

Pertemuan hangat kedua delegasi, kata Suhardi, berlangsung di tengah suhu cuaca yang mendekati minus 33 derajat Celcius. Dalam kesempatan itu juga dibicarakan mengenai perkembangan terorisme di masing-masing negara.

"Kami dari Indonesia dan pihak Kazakhstan bertekad untuk saling bertukar pengalaman terutama dalam mengantisipasi kembalinya returnees Foreign Terrorist Fighters (FTF)," kata mantan Kapolres Metro Jakarta Barat dan Kapolres Metro Depok ini mengakhiri.

Kepala BNPT didampingi Deputi III bidang Kerjasama International BNPT, Irjen Pol. Drs Hamidin dan pejabat dari Direktorat Kerjasama Bilateral BNPT lainnya. Turut hadir dalam working dinner tersebut Duta Besar RI untuk Kazakhstan, H.E Rahmat Pramono dan Deputy Menlu Kazakhstan.[wid]

 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA