Menurutnya, kasus tersebut seharusnya dapat dicegah melalui pendekatan satuan kerja Polri di bidang Pembinaan Masyarakat (Binmas).
"(Pembinaan) Itu kan sudah. Kadang kadang kami sampaikan, dari Binmas, Babinkantibmas menyampaikan. Cuma kan, kadang-kadang ada satu masyarakat, dia terlalu emosional dalam menanggapi satu permasalahan," sesal Idham saat dikonfirmasi, Selasa (8/8).
Menurut Idham, emosi warga yang meledak-ledak kerap tidak terkontrol saat terjadi suatu insiden. Sehingga, kerap melakukan hal-hal yang tidak terduga.
"Mungkin saja karena dia (warga) merasa si pelaku atau korban mengambil (ampli) di rumah ibadah. Sehingga ada satu emosional yang berlebihan (merespon) yang dilakukan para tersangka," urainya.
Alzahra dikeroyok dan dibakar hidup-hidup oleh warga sekira pukul 16.30 WIB. Pria tersebut dibakar hidup-hidup karena dituduh mencuri amplifier milik mushala Al-Hidayah di Desa Hurip Jaya, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi. Polisi telah memeriksa sejumlah saksi dan menetapkan dua tersangka dalam kasus ini.
[zul]
BERITA TERKAIT: