"Karena terlalu bersemangat," ungkap analis terorisme dari Universitas Indonesia, Al Chaidar, kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (1/7).
Dengan berteriak lebih dahulu, calon korban langsung menyadari ancaman. Padahal, terduga pelaku bisa langsung menikam atau mengeksekusi calon korban secara diam-diam. Tapi, menurut Al Chaidar, para teroris sebenarnya ingin menyampaikan pesan ancaman kepada publik.
"Tujuannya, supaya pesan mereka sampai. Bahwa polisi adalah thogut, kafir," terang Al Chaidar.
Terduga teroris melukai dua anggota Brimob dengan pisau dalam aksinya di Masjid Faletehan, Jakarta Selatan, Jumat malam (30/6).
Kejadian berlangsung usai salat berjamaah dan diawali teriakan "thogut" oleh pelaku, sekitar pukul 19.40 WIB. Seketika kemudian pelaku langsung menikam anggota Brimob yang berada persis di sebelahnya dengan pisau sangkur merek Cobra.
Setelah itu, pelaku mengancam semua jamaah yang sedang salat dengan mengacungkan sangkur sambil meneriakkan "thogut."
Kemudian, pelaku melarikan diri ke arah Terminal Blok M, sambil mengancam dan menantang kelompok anggota Brimob yang bertugas jaga.
Anggota Brimob yang bertugas sempat memberikan tembakan peringatan terhadap pelaku. Namun, pelaku berbalik arah dan menantang dan berteriak "Allahuakbar" sambil mengacungkan pisau.
Pelaku pun langsung dilumpuhkan dan tewas di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
[ald]
BERITA TERKAIT: