Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Legislator PDIP Tak Mau Berspekulasi Apakah Bom Kampung Melayu Terkait Manchester Dan Filipina

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Jumat, 26 Mei 2017, 01:44 WIB
Legislator PDIP Tak Mau Berspekulasi Apakah Bom Kampung Melayu Terkait Manchester Dan Filipina
Suasana di Manchester Arena pasca ledakan bom
rmol news logo Bom bunuh diri yang terjadi di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu malam harus menjadi momentum kebersamaan seluruh anak bangsa untuk memulai gerakan perlawanan terhadap terorisme dan radikalisme. Kewaspadaan terhadap gejala radikalisasi juga harus ditingkatkan.

"Ini harus jadi momentum perlawanan bagi seluruh elemen melawan terorisme dan radikalisme. Saatnya kita bersatu dan berikan dukungan penuh kepada BIN, Polri, TNI, BNPT, dan kementerian terkait dalam rangka deteksi dini, penindakan, hingga deradikalisasi. Kita jangan takut," jelas anggota Komisi I DPR Evita Nursanty kemarin.

Untuk melawan aksi terorisme, kata dia, masyarakat bisa secara proaktif melaporkan peristiwa-peristiwa yang mencurigakan di sekitarnya. Masyarakat juga dapat ikut serta dalam upaya pencegahan radikalisasi, termasuk dengan tegas menolak kegiatan yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa.

Menurut politisi PDIP ini, bantuan dari masyarakat sangat penting dalam mencegah aksi teror. Sebab, masyarakat lah yang tahu kondisi di lingkungan masing-masing. Jika masyarakat peduli, setiap ada kejanggalan atau hal-hal lain yang mencurigakan, pasti dapat diketahui dengan baik.

"Intelijen kita saya yakin sudah melakukan deteksi dini, tahu akan terjadi  (serangan bom). Tapi, lokasi persisnya kadang masih belum clear. Teror itu bisa di mana saja dan kapan saja," ujar Evita.

Soal kelompok mana yang menjadi dalang bom Terminal Kampung Melayu, Evita tidak mau berspekulasi. Dia juga tidak mau buru-buru mengkaitkan dengan aksi bom di Manchester, Inggris maupun Marawi, Filipina. Dia pun meminta publik untuk menunggu hasil investigasi lebih jauh. Yang dia simpulkan dari aksi itu, setiap teror memiliki kesamaan gagasan yaitu untuk memaksakan kehendak melalui kekerasan.

"Peristiwa di Terminal Kampung Melayu ini telat sehari dari yang terjadi di negara lain. Apakah ada hubungannya, kita tidak tahu. Tapi, ini harus diusut tuntas, termasuk siapa di belakangnya. Seperti kata Presiden, harus dibongkar, karena ini sudah sangat keterlaluan," tegasnya.

Evita mengakui, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab atas aksi bom bunuh diri itu. Misalnya, kenapa ledakan harus harus menyasar fasilitas umum, kenapa ada dekat toilet, dan kenapa menyasar polisi.

"Namun, yang terpenting sekarang adalah, mari bersatu. Para elite, para tokoh masyarakat, dan semuanya, mari dukung BIN, Polri dan aparatur lain. Teroris itu musuh kita bersama, kita harus memberikan kontribusi agar kejadian teror tidak terulang kembali," pungkasnya. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA