Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pengamat: Islam Moderat Dan Bhinneka Tunggal Ika Modal Besar Tangkal Terorisme

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Kamis, 09 Maret 2017, 13:58 WIB
rmol news logo Islam moderat yang berkembang di Indonesia terbukti mampu membangun konstruksi antar agama dalam perspektif Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), bukan negara Islam.

Fakta itulah yang membuat banyak negara yang belajar dan terinspirasi islam moderat dari Indonesia untuk membangun perdamaian di negaranya masing-masing.

Itulah yang menjadi misi Raja Arab Saudi Salman Bin Abdul Aziz Al Saud yang selama beberapa hari terakhir berkunjung dan berlibur di Indonesia.

"Saya kira itu patut dicontoh oleh Arab Saudi. Malah sekarang banyaknya negara-negara lain itu berbondong-bondong mencontoh ke Indonesia mengenai kemampuan untuk membangun suatu sistem solidaritas antar agama dan suatu sistem perlindungan terhadap minoritas sehingga kita bisa duduk bersama dan bisa berdialog. Itu jarang terjadi," kata mantan Wakil Sekjen PBNU dan Pengembang Organisasi NU di Kawasan Timur Tengah, Adnan Anwar,  di Jakarta, Kamis (9/3).

Adnan mencontohkan, belakangan ini di setiap forum pertemuan internasional ulama, baik yang diselenggarakan NU atau lembaga lain, hampir seluruh perwakilan negara Timur Tengah dan Eropa selalu hadir.

"Kalau negara lain saja betah dan mau belajar kepada Indonesia, kenapa justru orang Indonesia sendiri yang mempermasalahkan hal tersebut?" tanya Adnan.

Menurut pria yang juga peneliti dari Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), beberapa negara lain selalu ribut karena konstruksi menggunakan negara Islam. Akibatnya, terjadi perpecahan dan saling bunuh membunuh. Fakta itu berbeda 180 derajat dengan kondisi di Indonesia.

"Islam yang rahmatan lil alamin itu betul-betul terjadi di Indonesia dan bukan isapan jempol dan bukan hanya klaim," terangnya.

Indonesia sudah mempraktekkan sebaga negara Darussalam. Negara yang aman yang aman ini menjadi modal untuk membangun peradaban.

"Bagaimana kalau negaranya perang? tentunya ya tidak mungkin bisa membangun peradaban. Seperti pertempuran yang terjadi di Timur Tengah sana," jelas Adnan.

Adnan membeberkan, atas permintaan banyak negara di Timur Tengah, NU sudah membuka cabang seperti di Afganistan, India, dan Pakistan, juga beberapa negara di Afrika Utara.

"Itu fakta bahwa mereka benar-benar ingin meniru Indonesia dalam memelihara kerukunan dan kedamaian hidup bernegara," ujarnya.

Karena itu sebagai tokoh muda NU, Adnan mengimbau agar kelompok-kelompok radikal itu tidak usah terus menerus menyerang dan menyebarkan propaganda negatif di Indonesia yang aman dengan Bhinneka Tunggal Ika. Karena perbedaan yang ada di Indonesia justru bisa menjadi senjata untuk memperkuat persatuan dan kesatuan.

"Artinya islam moderat dan Bhinneka Tunggal Ika ini adalah modal besar bangsa Indonesia untuk memerangi radikalisme dan terorisme," tukasnya.[wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA