Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kisah Pengabdian Prajurit Kostrad Di Perbatasan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Jumat, 06 Januari 2017, 11:48 WIB
Kisah Pengabdian Prajurit Kostrad Di Perbatasan
Foto: Penkostrad
rmol news logo Prajurit TNI terus berupaya membangun citra positif bagi masyarakat sekitarnya.

Seperti ditunjukkan Koptu Pramono, anggota pasukan Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI-RDTL dari Yonif Raider 321/Galuh Taruna Kostrad yang bertugas di Pos Manamas, kecamatan Naibenu, kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur.
 
Koptu Pramono mampu menggebrak dan menyulap tanah tandus di sekitar Pos TNI Manamas menjadi potensi ekonomi yang menjanjikan. Dalam usia tugasnya yang memasuki umur kurang lebih tujuh bulan, Koptu Pramono biasa disapa, setiap hari rutin meratakan gundukan-gundukan tanah di sekeliling pos dengan mencetak batu bata merah.
 
Di awal usahanya banyak warga yang menyangsikan, tetapi karena keuletannya, maka Koptu Pramono mampu membuat para warga pemilik lahan di sekitar pos TNI 'angkat topi'.
 
Pak tentara ini telah merintis kerja baru di sekitar lokasi ini. Kami tidak tahu bahwa tanah ini bisa dibuatkan jadi bata merah, karena itu lokasi ini selama ini kami terlantarkan saja. Namun dengan kehadiran Pos TNI disini maka kami terinspirasi oleh keuletan salah seorang anggota TNI yang bernama Koptu Pramono," tutur seorang warga Manamas, Zakarias Elu.

"Saya akan menyumbang kayu bakar untuk membantu dia dalam membakar sekitar belasan ribu buah bata merah tersebut," sambungnya.

Camat Nai’benu, Lorenzo Colo mengatakan, kreativitas dan inovasi dari Koptu Pramono telah menghapus anggapan warga bahwa tentara itu menakutkan.

"Ini adalah kredit point untuk pasukan TNI yang bertugas di garis batas negara. Saya berharap teman-teman TNI dapat meneladani dia dan kita saling bahu membahu membangun negeri ini dari pinggiran," puji camat Lorenzo.
 
Sementara Koptu Pramono mengaku hanya iseng mengisi waktu kekosongan di pos TNI.
 
Saya adalah seorang anggota pasukan di garis batas negara yang bertugas mengawal perdamaian, juga siap memberikan talenta yang saya miliki. Kebetulan sekali saya datang dan melihat struktur tanah disekitar pos sangat cocok untuk membuat bata merah, maka saya memutuskan untuk mencetak ketika ada waktu," kata Pramono seperti dikutip dari rilis Penkostrad.

Hasilnya, lanjut Pramono, akan disumbangkannya sekian persen untuk kebutuhan warga, semisalnya pembuatan pusara leluhur atau kamar mandi bagi warga Desa Manamas dan Desa Benus.

"Separuh dari bata ini akan saya jual untuk kebutuhan beberapa adik pelajar yang terkadang datang membantu mencetak tanah," kata Koptu Pramono merendah.
 
Suami dari Euis Ratnasari yang telah dikaruniai dua putra ini selalu aktif terlibat dalam semua kegiatan warga, baik dalam kegiatan adat, gereja dan pemerintah.[wid]
 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA