Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Selama 15 Tahun Deradikalisasi Tidak Cukup Efektif

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Selasa, 05 Juli 2016, 15:07 WIB
Selama 15 Tahun Deradikalisasi Tidak Cukup Efektif
ilustrasi/net
rmol news logo Sebenarnya, kewaspadaan pemerintah dan aparat keamanan terhadap potensi teror di Indonesia sudah baik.

Serangkaian upaya pengungkapan jaringan teror terus berjalan. Bahkan harus diakui lebih baik dari sebelumnya, dengan minimnya tersangka yang tewas.

Namun sayang, prediksi itu belum dibarengi peningkatan kewaspadaan yang lebih sistematis dan tidak terkesan panik.

"Jangan sampai ada semacam kelengahan karena sukses-sukses penangkapan kemarin, sehingga hanya terfokus pada informasi-informasi para tersangka dan tidak mengembangkan kemungkinan-kemungkinan," ujar peneliti terorisme dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi kepada wartawan, Selasa (5/7).

Menurutnya, euforia sukses kampanye ISIS di Timur Tengah bisa saja menular. Jaringan teror yang sebelumnya merasa terjepit, terpacu semangatnya untuk beraksi. Meski dalam intensitas kecil hingga sedang yang bisa saja tak direncanakan jauh hari sebelumnya, atau bahkan berubah dari rencana awal.

Ia mengkritik program-program deradikalisasi yang diusung pemerintah, dengan metode sosialisasi melalui pengajian, ceramah Pancasila maupun kampanye belanegara. Menurut dia itu tak cukup efektif bahkan tak konstruktif.

Lagipula, deradikalisasi semacam itu malah menguatkan bahwa terorisme berkait dengan radikalisme agama, karena program-program pencegahannya mayoritas melibatkan kelompok berbasis agama.

"Hal itu sudah dilakukan sejak 15 tahun lalu dan tak membuahkan berkurangnya ancaman teror," tegasnya.

Adalah lebih baik pemerintah menyusun program mitigasi yang lebih komprehensif. Mulai dari peningkatan kewaspadaan, daya tahan warganegara terhadap ancaman hingga pemulihan setelah teror. Tentu saja sembari memperbaiki kondisi sosial ekonomi dan penegakan hukum, yang menumbuhsuburkan kekecewaan dan kebencian.

Di sisi lain, aparat di lapangan tanpa memandang besar-kecil peran, terutama pada aparat-aparat kepolisian dan penyedia jasa keamanan yang tidak terkait langsung dengan penanganan ancaman teror, mesti dibekali informasi cukup soal situasi dan kondisi ancaman.  [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA