Pekan lalu, kelompok tersebut menyerahkan diri bersama senjata api dan amunisinya kepada kaBIN Sutiyoso di pedalaman Aceh Timur. Mereka memohon amnesti atau pengampunan dari Presiden Joko Widodo.
"Saya rasa pendekatan represif untuk penyelesaian persoalan yang terjadi selama ini tidak selalu terbukti dengan menurunnya kekerasan," kata pengamat keamanan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jaleswari Pramowardhani melalui surat elektronik yang diterima di Jakarta, Senin (4/1).
Menurut Jaleswari, pendekatan dialogis yang dilakukan Sutiyoso itu menjadi antitesis dari pendekatan represif selama ini yang dilakukan aparat keamanan terhadap kelompok-kelompok pengacau keamanan di Tanah Air. Dan ini sejalan dengan imbauan Presiden Jokowi untuk selalu mengedepankan proses dialog dalam menghadapi berbagai persoalan.
Jaleswari menambahkan, metode dialogis perlu ditularkan ke daerah konflik lainnya meskipun proses hukum yang adil juga menjadi bagian dari semangat dialog itu jika ada unsur pidananya.
Dengan demikian, lanjut dia, bangsa Indonesia akan terampil dalam mendialogkan problem-problem yang sulit untuk didamaikan selama ini.
"Kasus Din Minimi menjadi pintu masuk yang bagus," kata mantan Staf Khusus di Sekretariat Kabinet itu.
[wid]
BERITA TERKAIT: