Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bela Negara Bukan Semata Domain TNI!

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Sabtu, 17 Oktober 2015, 14:31 WIB
rmol news logo Kementerian Pertahanan (Kemhan) menargetkan 100 juta kader bela negara dalam kurun waktu 10 tahun mendatang untuk memperkuat pertahanan nasional.

"Kesadaran bela negara pada hakikatnya merupakan kesediaan berbakti pada negara dan berkorban demi membela negara," jelas Kadispenal Laksma TNI M Zainudin kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (17/10).

Dijelaskannya pula, kesadaran bela negara dibangun sebagai bagian dari sistem pertahanan negara. Oleh sebab itu pertahanan negara dilaksanakan oleh pemerintah dan dipersiapkan secara dini dengan sistem pertahanan semesta yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan sumber daya nasional lainnya.

"Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa," ujar Kadispenal.

Menurut Laksma Zainudin membela negara tidak harus dalam wujud perang atau angkat senjata tetapi dapat dengan cara lain seperti ikut dalam mengamankan lingkungan sekitar seperti siskamling, membantu korban bencana, menjaga kebersihan, mencegah bahaya narkoba, mencegah perkelahian antar perorangan atau antar kelompok, meningkatkan hasil pertanian, cinta produksi dalam negeri, melestarikan budaya Indonesia dan tampil sebagai anak bangsa yang berprestasi baik pada tingkat nasional maupun internasional, termasuk belajar dengan tekun dan mengikuti kegiatan ekstra kurikuler seperti pramuka, resimen mahasiswa, karang taruna dan lain sebagainya.

"Mengembangkan penyiapan dini memang perlu dilakukan sejak usia sekolah, sehingga diharapkan para calon pemimpin dan calon intelektual bangsa nantinya mampu menganalisa dan mengambil keputusan yang mengedepankan kepentingan bangsa dan negara," ujar Kadispenal.

Ditegaskannya pula, sebagai warga negara yang baik sudah sepantasnyalah ikut serta dalam bela negara. Hal tersebut adalah sebagai bentuk kecintaan kepada negara dan bangsa. Kadispenal menegaskan, pertahanan semesta tidak akan dapat dimobilisasi jika warga negara yang menjadi sentral bergeraknya sistem tidak memiliki sifat dan perilaku yang dijiwai oleh kesadaran bela negara.

"Sayangnya saat ini masih saja ada kecenderungan masyarakat yang menafsirkan bahwa bela negara itu diartikan sebagai ajaran militerisme, sehingga masyarakat menganggap itu adalah domain TNI," imbuh Laksma Zainudin.

Sesungguhnya, lanjut Laksamana Pertama Zainudin, bela negara bukanlah domain institusi Kemhan dan TNI saja, tetapi merupakan tanggung jawab semua warga negara. Untuk itu perlu ada sosialisasi secara berkesinambungan kepada masyarakat, sehingga diharapkan nantinya mempunyai pemahaman yang sama bahwa bela negara merupakan hak dan kewajiban seluruh warga negara Indonesia.

Apabila seluruh warga negara dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat telah memiliki kesatuan paham tentang arti pentingnya hak dan kewajiban dalam bela negara, maka dengan kesadarannya tersebut dapat diimplementasikan dalam bidang dan profesinya dan siap untuk ditransformasikan ke dalam komponen pertahanan negara sebagai unsur kekuatan bangsa dalam menghadapi segala bentuk ancaman.

"Seyogyanya sejak dini anak bangsa harus sudah disadarkan untuk memiliki rasa nasionalisme sebagai generasi penerus bangsa," ujar Laksma Zainudin.

Dengan demikian, menurut Kadispenal, masalah bela negara materinya perlu dimasukkan dalam kurikulum pendidikan sehingga anak bangsa nantinya akan memahami peran pemuda sebagai pilar pembangunan dalam keikutsertaannya dalam bela negara, akan menumbuhkan rasa cinta tanah air, wawasan kebangsaan serta etika berbangsa dan bernegara.

Ia menambahkan, TNI AL telah menerapkan hal semangat nasionalisme di berbagai kesempatan. Ia mencontohkan kerja sama antara TNI AL dan Kemenko PMK dalam pelaksanaan Sail Tomini 2015 silam. Di mana dalam kegiatan tersebut, di antaranya pelayaran nusantara serta pelayaran lintas nusantara remaja dan pemuda bahari selama satu bulan lebih ke daerah-daerah pulau terpencil, terluar dan tertinggal, TNI AL menanamkan rasa kecintaan tanah air, pembentukan karakter, rasa nasionalisme dan semangat bahari kepada para pemuda.

Selain kegiatan besar, TNI AL rutin mengadakan kegiatan di tiap Lanal dan Lantamal dalam menanamkan sikap nasionalisme, termasuk bela negara, terutama di masyarakat pesisir.

"Kegiatan rutin lanal dan lantamal seluruh Nusantara sesuai tugas TNI AL pada UU 34 tahun 2004 tentang TNI pasal 9e melaksanakan  pemberdayaan wilayah pertahanan laut. Implementasinya pembinaan desa-desa pesisir dan armada kapal nelayan sebagai kekuatan pengganda TNI AL," jelas Kadispenal.[wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA