Menurut Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) yang dikutip
Motor 1, Rabu 9 Oktober 2024, penarikan tersebut memengaruhi 23.887 unit yang dibuat antara 29 Agustus 2018 hingga 3 November 2020 di pabrik Nissan Smyrna, Tennessee.
Di mana penarikan kembali ini mencakup model dengan paket baterai 40 dan 62 kWh.
Masalah ini diketahui terjadi saat Leaf EV dihubungkan dengan pengisian daya cepat level 3, di mana baterai dengan cepat memanas. Namun tidak ada peringatan yang terdengar atau terlihat dari kendaraan bahwa kondisi baterai sudah panas.
Sehingga, jika pengisian daya terus berlanjut, baterai dapat terbakar, bahkan bisa memicu risiko cedera.
Sejauh ini pihak Nissan masih terus menyelidiki penyebab baterai yang cepat panas tersebut.
Berdasarkan data awal menunjukkan, baterai lithium-ion yang dipakai Leaf EV yang terkena dampak dapat mengalami deposit litium yang berlebihan di dalam sel baterai.
Hal inilah yang dapat meningkatkan hambatan listrik selama sesi pengisian daya cepat dan berpotensi menyebabkan fluktuasi status pengisian daya.
Pihak Nissan pun menyarankan pemilik Leaf EV untuk tidak menggunakan pengisi daya cepat Level 3 sampai masalah ini ditemukan solusinya.
Saat ini pihaknya sedang melakukan perbaikan terkait perangkat lunak yang diklaim bisa mencegah baterai terbakar. Sebab Leaf EV memang belum memiliki paket pendingin baterai mobil listrik yang aktif.
Untuk pembaruan perangkat lunak akan tersedia diharapkan akan tersedia November secara gratis.
BERITA TERKAIT: